"Salah seorang kemenakan saya yang bernama Yoga mencoba menahan pintu, namun mereka berhasil mendobraknya, sehingga kami dilempari, ditembaki dengan panah dan kami sudah pasrah mati," katanya.
Akhirnya keponakan, anak dan istrinya meninggal ditempat karena ditikam dengan parang oleh massa yang anarkis.
Sementara itu, ia pun sempat menyelamatkan diri dengan berpura-pura mati di dalam rumah tersebut, namun tetap mengalami luka bakar.
"Karena setelah kami ditikam, rumah itu dibakar namun saya cepat bangkit dan menyelamatkan diri tetapi tetap saja kepala dan tangan saya terbakar," imbuhnya.
Erizal pun lari dan meminta bantuan kepada teman-teman yang ada di kodim, namun mereka tak bisa berbuat apa-apa karena mobil tak bisa masuk ke lokasi.
"Dua jam setelah itu barulah datang bantuan, saya langsung dibawa ke rumah sakit diobati pihak medis karena mengalami luka bakar di beberapa badan saya," ujarnya.
Ayah dari dua anak ini merantau ke Wamena sudah sekitar enam tahun yang lalu.