Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Polisi baru saja mengamankan dua orang terduga teroris di Medan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, dua orang tersebut ternyata bersaudara.
Keduanya dibawa polisi pada Kamis (14/11/2019) malam.
Kakak beradik itu ditangkap karena diduga ikut andil dalam kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
Siapa sangka kalau keduanya diserahkan oleh ayahnya sendiri.
Rudi Suharto (52) yang merupakan ayah kedua orang tersebut mengungkapkan kesedihanya.
Rudi yang biasa dipanggil Ucok itu mengatakan kalau saat itu dia sendirilah yang berusaha menyerahkan anak-anaknya.
Dua anaknya bernama Aris (28) dan Fadli (23) dibawa ke rumah Kepala Lingkungan Jehadun Bahar (52) pada Kamis malam.
"Saya ajak ke rumah Kepling karena kepling yang cari informasi. Cemana lah kok sampai kek gini kalian," katanya.
Rudi sendiri mengaku kalau dirinya menahan anaknya sendiri agar tak lari dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Memang tak saya kasih lari mereka. Harus kalian tanggung jawab karena walaupun lari kalian pasti akan dicari lagi,"
"Waktu saya bilang gitu (Aris dan Fadli) diam saja," katanya.
Namun ternyata anak keduanya bisa melarikan diri sehingga dari ketiga anaknya yang terlibat hanya dua yang bisa tertangkap.
Rudi ternyata megenal pelaku yang melakukan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan saat dirinya melihat di TV.
"Saya tahu lah orangnya. Kenal di jalan lah saya. Sering ke sini dia, sekitar tiga bulanan terakhir lah. Dia datangnya siang. Dia dibawa kemungkinan karena satu pengajian lah," katanya.
Anak keduanya, Andri (25) sempat pulang untuk mengambil baju namun setelah itu pergi lagi dan hingga kini tak kembali.
"Rencananya mau saya bilangin. Tapi tak lama dia pigi keluar. Habis itu tak pulang-pulang. Kalau si abang masih di kolam. Kawannya pun datang kemungkinan mau ngajak lari karena dia lari juga," katanya.
Rud sendiri memiliki lima anak di rumah dan dirinya sedih ketika tiga dari lima anaknya terlibat kasus.
"Kalau sedih ya sedih lah. Kalau salah ya dihukum, kalau tak salah ya jangan dihukum lah. Saya bilang, kok gini kalian,"
"Bapak kan nyuruh ngaji bagus-bagus, masak kayak gini, kami gak tau katanya," ungkapnya.
Rudi juga menjelaskan kalau ketiga anaknya sering berkumpul di sebuah gubuk dan diduga mereka merakit bom tersebut di sana.
Dikutip Gridhot dari Tribun Medan sebelumnya, kasus bom bunuh diri di Medan menggegerkan Tanah Air.
Pasalnya pelaku tiba-tiba meledakkan diri di markas polisi yang sedang ramai.
Dalam rekaman CCTV yang ada, terlihat terduga pelaku menggunakan jaket ojek online dengan dominan warna hitam dan corak hijau.
Dirinya berjalan dengan santai di markas tersebut membawa sebuah ransel yang besar.
Ledakan tersebut membuat beberapa petugas mengalami luka hingga harus dilarikan rumah sakit.
Pelaku diketahui meninggal di tempat dalam kondisi tubuh yang tidak utuh.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar