Gridhot.ID -Militer China dikenal dengan kekuatannya yang tak bisa dianggap enteng.
Dibekali persenjataan dan alutsista super canggih, membuat negara lain berpikir dua kali untuk menyerang China.
Selain itu, militer China juga sering beberapa kali memamerkan persenjataan canggihnya di hadapan negara lain.
Salah satunya pada hari Minggu (20/5/2018) China melakukan tindakan yang menggemparkan dunia setelah sukses menerbangkan pesawat pembom nuklir jarak jauh H-6K di atas Laut China Selatan.
Pesawat pembom nuklir yang diproduksi China berdasar pengembangan dari pesawat Rusia, Tu-16 bermesin kembar itu sempat melaksanakan terbang secara leluasa di atas Laut China Selatan.
Ada kemungkinan berdasar data yang disampaikan oleh Asia Maritime Transparency Initiative, H-6K sempat melintasi wilayah udara Indonesia pada ketinggian 12.800 km (42.000 kaki) sebelum akhirnya mendarat di sebuah kepulauan (Woody Island) yang berada di Laut China Selatan.
Baca Juga: BTP Resmi Jabat Komisaris Utama, Peneliti: Ada yang Takut Ahok Bersih-bersih Pertamina
Sejauh ini Angkatan Udara China memiliki lebih dari 100 unit pesawat pembom H-6K yang secara bertahap telah di up grade sehingga bisa digunakan sebagai pesawat peluncur rudal jelajah termasuk rudal-rudal nuklir.
Penerbangan H-6K yang bisa memiliki jelajah terbang hingga 6000 km di atas Laut China Selatan, jelas merupakan ancaman serius bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki konflik (overlapping) perbatasan laut dengan China, seperti Jepang, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Baru-baru ini China bahkan melarang kegiatan penangkapan ikan dan penambangan minyak di sepanjang Laut China Selatan, suatu larangan sepihak yang membuat marah negara-negara yang wilayah Zona Ekonomi Eksklusif maritimnya telah diklaim China.
Tapi kehadiran kapal induk China Lioning dan kapal-kapal perang China yang selalu rutin melakukan patroli di sepanjang perairan Laut China Selatan, telah membuat negara-negara yang memiliki konflikl dengan China jadi berpikir dua kali untuk melakukan tindakan secara militer.