Gridhot.ID -Presiden Joko Widodo baru saja memperkenalkan tujuh orang yang siap menjadi staf khusus barunya.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Presiden Jokowi memperkenalkan staf khusus barunya di beranda Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (21/11/2019).
Ketujuh Staf barunya ini diperkenalkan sebulan setelah menjabat sebagai Presiden RI 2019-2024.
Total, ada 13 staf khusus Presiden yang akan membantu kerja-kerja Kepala Negara.
Dari jumlah itu, tujuh di antaranya merupakan kalangan milenial dengan rentang usia 20 sampai 30-an tahun.
Presiden Jokowi memberi perlakuan spesial kepada para staf khusus milenialnya ini.
Mereka diperkenalkan secara langsung oleh Jokowi di teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
"Sore hari ini saya ingin kenalkan stafsus Presiden yang baru, yang tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang.
Di sini kita lihat anak-anak muda semuanya," kata Jokowi membuka sesi perkenalan.
Profil singkat 7 stafsus
"Pertama, Saudara Adamas Belva Syah Devara, umur 29 tahun, S2 ganda lulusan Harvard University dan Stanford University di Amerika Serikat," ujar Jokowi.
Jokowi lalu memperkenalkan Belva sebagai pendiri dan CEO Ruangguru, masuk ke Forbes 30 dengan umur di bawah 30 tahun serta mendapatkan medali emas dari Lee Kuan Yew saat lulus sarjana di Nanyang Technology University di Singapura.
"Kedua, Putri Indahsari Tanjung, usia masih sangat muda 23 tahun, saya juga kaget masih 23 tahun.
Jebolan sarjana Academy of Arts di San Francisco.
Kita sering dengar kiprahnya sebagai founder dan CEO di Creativepreneur dan juga menjadi chief business officer of Kreavi," ujar Presiden.
Staf khusus ketiga adalah Andi Taufan Garuda Putra yang berumur 32 tahun, lulusan Harvard Kennedy School.
Jokowi mengenalkan Taufan sebagai sosok yang bergerak di dunia entrepreneur, banyak meraih penghargaan atas inovasi dan kepeduliannya atas sektor UMKM.
Taufan adalah pendiri sekaligus CEO Amarta Micro Fintech. "Saya kenal beliau saat urusan fintech," ujar Jokowi.
Keempat, Ayu Kartika Dewi, 36 tahun. Jokowi memperkenalkan Ayu sebagai salah satu anak muda yang memiliki misi mulia untuk merekatkan persatuan di tengah kebinekaan.
Ia menjadi pendiri dan mentor lembaga Sabang Merauke 1000 Anak Bangsa Merantau untuk Kembali.
Ayu meraih gelar MBA di Duke University di Amerika Serikat.
"Kelima, Gracia Billy Mambrasar, umur 31 tahun, ini putra Papua, sebentar lagi selesai di Oxford University, dan nanti Oktober akan masuk ke Harvard University untuk S3," kata Jokowi.
Baca Juga: BTP Resmi Jabat Komisaris Utama, Peneliti: Ada yang Takut Ahok Bersih-bersih Pertamina
"Billy adalah talenta hebat tanah Papua yang kita harapkan bisa banyak berkontribusi dengan gagasan inovatif dalam membangun tanah Papua," katanya.
Billy juga adalah CEO Kitong Bisa. "Keenam, Angki Yudistia, umur juga masih muda 32 tahun.
Angki adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur melalui Thisable Enterprise yang didirikannya," kata Jokowi.
Jokowi menyebutkan, Angkie aktif sebagai anggota Asia-Pacific Federation of the Hard of Hearing and Deafened Person, serta anggota International Federation Hard of Hearing of Young People.
Jokowi meminta Angki sekaligus menjadi jubir Presiden di bidang sosial. "Ketujuh, ini santri, Aminuddin Maruf, usia 33 tahun pernah menjadi Ketum Umum PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
Mas Aminuddin saya minta keliling ke santri, ke pesantren untuk menebar gagasan-gagasan inovasi baru," ujar Presiden.
Presiden meyakini dengan bantuan Amin, pesantren bisa melahirkan talenta-talenta hebat untuk memajukan bangsa.
Tidak "full time"
Presiden Jokowi meyakini ketujuh anak muda yang ditunjuknya sebagai staf khusus ini bisa menjadi teman diskusi untuk memberikan gagasan-gagasan segar dan inovatif.
Dengan demikian, pemerintah bisa mencari cara-cara baru yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan.
"Mereka juga sekaligus menjadi jembatan saya bagi anak muda, santri muda, diaspora yang tersebar di berbagai tempat," ujar Jokowi. Namun, Jokowi menyebutkan, para staf khusus milenial ini tidak perlu bekerja penuh waktu (full time) di Istana.
Jokowi paham kebanyakan mereka adalah para pengusaha muda yang kini masih memimpin perusahaannya masing-masing.
Selain itu, ada juga yang masih berniat melanjutkan kuliah.
"Tidak full time, (karena) beliau-beliau sudah memiliki kegiatan dan pekerjaan," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi tak mempermasalahkan jika mereka tak datang dan berkantor di Istana setiap hari.
Menurut dia, pertemuan bisa dilakukan dalam skala mingguan. "Minimal seminggu, dua minggu, pasti ketemu," kata Jokowi.
Istimewanya, Jokowi beralasan ingin agar ketujuh stafsus milenial itu bekerja sama sehingga tak membatasi mereka dengan bidang-bidang tertentu.
Padahal, keenam stafsus lain yang tak termasuk dalam kalangan milenial sudah diberi tugas sesuai bidang masing-masing.
Ari Dwipayana menjadi stafsus bidang politik dan pemerintahan, Sukardi Rinakit bidang politik dan pers, Arif Budimanta bidang ekonomi, Diaz Hendropriyono bidang sosial, Dini Shanti Purwono bidang hukum, dan Fadjroel Rachman bidang komunikasi.
"Ini staf khusus saya yang baru, untuk bidang-bidangnya ini kerja barengan gitu," kata Jokowi.
Gaji Rp 51 Juta
Meski bekerja tidak full time, mereka akan tetap mendapat gaji penuh.
Aturan soal gaji staf khusus ini tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 144 Tahun 2015 tentang Besaran Hak Keuangan bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten, dan Pembantu Asisten.
Berdasarkan beleid yang diterbitkan Jokowi pada 2015 itu, gaji Staf Khusus Presiden sebesar Rp 51 juta.
Gaji itu merupakan pendapatan keseluruhan dan sudah termasuk gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan pajak penghasilan.
Tanggapan Surya Paloh
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyambut baik penunjukkan staf khusus milenial oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut dia hal itu seperti memberikan kesempatan anak muda magang di dunia pemerintahan.
"Ini katakanlah latihan kalau kamu di sekolah ada kampus ada magang, kita kenal itu," ujar Surya di Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/11).
Ia menyatakan penunjukkan staf khusus milenial dilakukan dengan persiapan matang.
Karenanya, ia meyakini hal tersebut akan berdampak pada kebijakan pemerintah yang mampu menyerap aspirasi kaum milenial.
"Beliau menyatakan sebagai tempat diskusinya dia membutuhkan feeding, masukan dari milenial dan diberikan secara resmi menjadi staf khusus. Satu kebijakan yang patut diapresiasi," lanjut Surya.(*)
Artikel ini pernah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Gaji Rp51 Juta, Kerja Tidak 'Full Time,' Ini yang Istimewa dari 7 Stafsus Milenial Jokowi yang Diibaratkan Seperti Magang, Tak Seperti Keenam Satfsus Lainnya"