Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dikejar Target Tahun Depan Harus Rampung, Pembangunan Trans Papua Tak Selesai Gara-gara Banyak Teror Penembakan, TNI Bakal Ikut Garap Proyek Jadi Benteng Lawan KKB

Angriawan Cahyo Pawenang - Selasa, 03 Desember 2019 | 19:25
Ilustrasi KKB dengan TNI
Facebook/Kodam Kasuari Kasuari

Ilustrasi KKB dengan TNI

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Pembangunan jalan trans Papua hingga kini masih terus terhambat karena masalah keamanan.

Dikutip Gridhot dari Antara, beberapa wilayah proyek trans Papua terhenti akibat kasus penembakan yang heboh pada Desember 2018 silam.

Wakil Menteri (Wamen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo menegaskan pihaknya akan membahas kelanjutan trans Papua.

Baca Juga: Koar-koar Ngaku Alami KDRT Hingga Tuding Suaminya Main Serong dengan Marshanda, Karen Pooroe Justru Diserang Balik Arya Satria Claproth, Bawa Banyak Bukti Perselingkuhan ke Pengadilan

"Semua balai di Papua akan mengikuti rakor pada Rabu (4/12), guna mengevaluasi semua pekerjaan yang ada, hambatan yang dihadapi serta solusinya apa agar di tahun berikutnya pekerjaan bisa selesai," kata Wempi.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Wempi juga mengatakan kalau seharusnya trans Papua sudah bisa rampung di tahun 2019 ini.

Namun dengan adanya gangguan seperti berbagai penembakan yang dilakukan oleh KKB Papua membuat beberapa wilayah rawan konflik terhenti pengerjaannya.

Baca Juga: Sempat Duduk dalam Kondisi Sadar, Serma Fajar Harus Kehilangan Tangan, Granat Asap yang Ditemukannya di Kawasan Monas Berujung Bencana

"Tadinya kami menginginkan jalan Trans Papua rampung di tahun ini. Namun, ada beberapa jalan harus terhenti karena gangguan keamanan," ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jhon Wempi Wetipo.

Disebutkan ada tiga titik yang dianggap berbahaya yaitu, jalan Wamena (Kabupaten Jayawijaya) ke Mbua (Kabupaten Nduga), lalu dari Dekai (Kabupaten Yahukimo) ke Kenyam (Kabupaten Nduga), dan dari Ilaga ke Sinak (Kabupaten Puncak Jaya) yang terhenti sepanjang 3 kilometer.

Meski begitu, proyek pembangunan jalan trans Papua di berbagai wilayah sebenarnya sudah rampung.

Baca Juga: Sudah Tau Ayahnya Meninggal Tapi Tetap Bertanding Wushu Hingga Hasilkan 2 Emas Bagi Indonesia, Edgar Xavier Ungkap Pesan Terakhir Papanya, Miris Sang Atlet Belum Bisa Pulang ke Rumah Duka Karena Badai Terjang Filipina

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Osman Harianto Marbun mengatakan kalau trans Papua sebenarnya sudah mencapai 97 persen rampung.

"Program penuntasan jalan Trans Papua untuk perbatasan masih 179 kilo lagi, dari Oksibil (Kabupaten Pegunungan Bintang) ke arah Jayapura,"

"Intinya bahwa kami menunggu hingga kondisi aman, baru pekerjaan tersebut diselesaikan. Tetapi kami pastikan bahwa tahun depan sudah harus rampung seluruhnya," kata Osman.

Baca Juga: Terlihat Stylish dan Awet Muda, Inilah Deretan Potret Amy Gumelar, Istri Taufik Hidayat yang Tak Kalah Cantik dari Deswita Maharani

Kini semua pihak harus mengejar target trans Papua rampung di tahun 2020.

Untuk mencapai target itu, Osman Marbun mengatakan akan melibatkan TNI dalam pengerjaan di daerah rawan konflik.

Bahkan dirinya mengatakan di tahun 2019, TNI sudah ikut terlibat dalam proyek trans Papua.

Baca Juga: Pagi-pagi Jalankan Tugas di Halaman Mahkamah Agung, Maryati Ngaku Kaget Hingga Sakit Kuping Saat Dengar Ledakan di Monas: Saya Ga Kepikiran ke Situ, Saya Nyapu Aja

"Itu kemarin kerja sama antara kontraktor yang sudah bekerja kemudian masuk TNI untuk mendukung keamanan," kata Osman.

Dirinya menuturkan kalau para kontraktor tidak nyaman atas situasi yang tidak kondusif.

Itu sebabnya pekerjaan di area rawan KKB bisa dilakukan oleh pihak TNI.

Baca Juga: Terobos Perlintasan Kereta yang Palangnya Sudah Tertutup, Pria Ini Ajak Anak Istri Naik Motor Bersama, Dikeroyok Peringatan Petugas Tapi Malah Ngegas

"Tetapi ke depan mungkin akan kami hentikan kontrak dengan Istaka dan Brantas, nanti akan kami atur apakah TNI penuh di sana, karena situasi sekarang ini banyak rekanan yang khawatir kerja di sana," kata Osman.

Meski begitu, John Wempi mengatakan tidak semua pekerjaan akan dilakukan oleh TNI.

Nantinya semua pihak akan diikutkan di rakor untuk membahas hal tersebut demi kelanjutan proyek trans Papua.

(*)

Source :Kompas.comAntara

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x