Peneliti senior Pusat Arkeologi Nasional (Pusarnas), Naniek Harkantiningsih Wibisono, mengatakan, Pusarnas telah meneliti sekitar 1.200 keramik utuh dan 1.000-an pecahan keramik yang ditemukan di pesisir Natuna.
Keramik-keramik itu berasal dari periode berbeda-beda, mulai dari abad ke-10 hingga ke-20, dan berasal dari beberapa daerah seperti Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Belanda.
"Keramik-keramik Tiongkok yang ditemukan adalah buatan Dinasti Song, Yuan, Ming, dan Qing. Temuan paling banyak ialah keramik Dinasti Song (abad ke-12 hingga ke-13) dan Yuan (abad ke-13 hingga ke-14)," kata Naniek, Senin (4/8) di Jakarta.
Jenis keramik yang bermacam-macam, mulai dari mangkuk, botol, guci, piring, tempayan, buli-buli, cepuk bertutup, cangkir, hingga cawan.
Menurut Naniek, keramik-keramik itu merupakan barang-barang komoditas yang diperdagangkan lewat laut.
Natuna diduga kuat sebagai pelabuhan transit sebelumnya melanjutkan pelayaran, salah satunya ke Sriwijaya.
Peneliti senior Pusarnas, Sony Wibisono mengungkap, keramik-keramik di Natuna rata-rata ditemukan di kedalaman 40 sentimeter.
Komentar