Yang penting lampu terang, bisa dikontrol dan diawasi dari jauh serta mendapatkan pengawasan lebih. Dia juga dijaga jangan sampai bunuh diri.
Setelah selesai pemberitahuan, saya menunggu di Surabaya, untuk hadir lagi saat eksekusi.
Waktu itu justru menjadi saat yang menegangkan bagi saya, karena ada kemungkinan dia melarikan diri atau ada peraturan baru. Saya sampai ketok-ketoken (terbayang-bayang).
Menurut petugas penjara, selama masa penantian eksekusi dia tidak menunjukkan penyesalan dan menganggap hukuman mati adalah biasa dan tidak menakutkan.
Hal ini dia perlihatkan dengan cara berbuat sewajar mungkin. Kalau tidur mendengkur. Dia malah mengatakan pada petugas penjara, "lihat saja nanti, akan terjadi hal-hal yang luar biasa."
Menurut penuturan salah seorang pengawal yang menceriterakan pada saya, saat pelaksanaan hukuman mati Bobby dijemput di sel sebelum pukul 04.00 WIB.
Dia mengenakan hem lengan panjang dan bersandal jepit. Pada waktu keluar, tangannya sudah diborgol. Saat itu lampu neon penjara masih menyala terang.
Terhukum meninggalkan blok melalui pintu yang berjarak 15 m dari selnya dengan diiringi petugas penjara dan petugas keamanan.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar