GridHot.ID -Negara Inggris pernah dikagetkan dengan penemuan mayat anak laki-laki bernama Martin Brown, pada tahun 1968
Balita yang baru berusia empat tahun itu ditemukan tak bernyawa di sebuah rumah kosong dengan darah dan air liur yang menetes di pipinya.
Karena tak ada tanda-tanda kekerasan, polisi meyakini jika kematian Martin hanya karena kecelakaan yang tak disengaja.
Namun, beberapa minggu kemudian, polisi kembali dikagetkan dengan kematian Brian Howe yang baru berusia tiga tahun.
Brian ditemukan tewas di tempat dimana anak-anak biasa bermain.
Brian ditemukan dengan berbagai luka aneh.
Ada bekas tusukan di pahanya, alat kelaminnya sebagian dimutilasi, dan rambutnya dipotong.
Beberapa hari setelah penemuan mayatnya, polisi baru menyedari jika di perutnya terukir huruf "M" yang dibuat menggunakan benda tajam seperti gunting atau silet.
Warga pun panik melihat kematian dua anak dalam selang waktu tak terlalu lama.
Polisi pun mulai curiga dengan anak-anak di sekitar daerah tersebut.
Mereka mulai mengawasi perilaku anak-anak di sana.
Saat mengawasi, polisi curiga dengan gerak-gerik dua anak perempuan yang selalu terlihat aneh saat bermain bersama anak-anak lain.
Akhirya polisi mencoba mengintrogasi anak-anak yang sering bermain di taman itu.
Batapa terkejutnya polisi saat mengintrogasi dua anak yang mereka curigai.
Norma Bell yang baru berusia 13 tahun terlihat semangat saat ditanyai tentang pembunuhan tersebut.
Bahkan, selama interogasi, Norma selalu tersenyum seolah pembunuhan ini adalah lelucon dan hal yang menyenangkan.
Tak hanya Norma, polisi juga menginterogasi Mary Bell, yang berusia 11 tahun.
Berbeda dengan Norma, Mary lebih tertutup dan menghindar saat ditanya.
Anehnya saat ditanya tentang pembunuhan, Mary mengaku melihat Brian bersama seorang anak laki-laki sebelum kematiannya.
Namun setelah diselidiki anak laki-laki yang dimaksud Mary ternyata sedang berada di bandara saat pembunuhan terjadi.
Selain itu Mary juga menyebutkan ia melihat gunting sebelum kematian Brian.
Padahal gunting adalah barang bukti rahasia dalam kematian Brian.
Seorang polisi bahkan melihat Mary yang bahagia menyaksikan peti Brian di bawa dari rumahnya.
Mary terlihat tertawa dan menggosok kedua tangannya.
Anehnya lagi, Mary malah menuduh Norma melakukan pembunuhan ini.
Norma yang kaget akhirnya menceritakan yang sebenarnya.
Ternyata Norma ada saat Mary Membunuh Brian.
Dan dengan bantuan Norma akhirnya polisi berhasil menangkap Mary.
Saat persidangan, Mary mengaku membunuh karena semata-mata untuk kesenangannya.
Mendengar pengakuan Mary, hakim menyatakan bahwa dia adalah orang yang berbahaya dan merupakan ancaman serius bagi anak-anak lain.
Mary pun dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
Mary bebas pada tahun 1980, saat usianya 23 tahun.
Dia dibebaskan dengan syarat diawasi segala tingkah lakunya di masyarakat.
Selain itu, Mary diberi identitas baru untuk memberinya kesempatan hidup baru dan melindunginya dari perhatian media.
Dia terpaksa pindah beberapa kali untuk menghindari hantaman dan pencarian media.
Sampai akhirnya pada tahun 1984, dia dan keluarganya ditemukan oleh awak media.
Semua orang mengepung rumahnya dan ingin dia dihukum lagi.
Namun, ternyata ia dilindungi oleh pemerintah karena masa tahanannya telah berakhir dan ia memiliki hak untuk hidup terlepas dari masa lalunya yang kelam.
Artikel ini telah tayang di NOVA dengan judul "Berusia 10 Tahun, Inilah Pembunuh Berantai Paling Sadis Tahun 1968"
(*)