Gridhot.ID - Kasus kematian Hakim Pengadilan Negeri Medan masih menjadi misteri.
Sebelumnya diberitakan masyarakat Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang digegerkan dengan penemuan jasad Hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin di dalam mobilnya.
Jasad itu ditemukan di dalam mobil di tengah perkebunan sawit pada Jumat (29/11/2019).
Hingga hari ini hampir dua minggu, polisi tak kunjung dapat mengungkapkan perkara ini.
Bahkan sebelumnya Kapolda Sumut pada 9 Desember 2019 juga telah memeriksa 25 saksi dalam perkara ini.
Terkait lamanya pengungkapan perkara oleh kepolisian, Erintuah menyebutkan PN Medan memahami kondisi tersebut dan mengimbau agar kepolisian segera mengungkap kasus ini
"Kita kasih kesempatan sama polisi untuk mengungkap ini, kita cuma menghimbau agar secepatnya bisa terungkap. Kita tahu pengungkapan suatu perkara itu tidak harus sama, ada yang susah ada yang gampang, ada yang satu hari bisa diungkapkan, kan tergantung fakta dilapangan," jelasnya kepada Tribun di PN Medan, Kamis (12/12/2019).
Ia menuturkan bahwa pihak kepolisian tak mau gegabah untuk menentukan tersangka karena dapat bermasalah di prapidkan di kemudian hari.
"Jadi polisi tidak mau tentunya gegabah mereka menetapkan ini udah tersangkanya ini nanti pura-pura diprapidkan pula mereka," bebernya.
Informasi terbaru kembali mencuat terkait kematian Hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin.
Erintuah Damanik menyebutkan bahwa malam hari sebelum kejadian ditemukannya Jamaluddin tewas sempat menemui seorang perempuan.
Jenazah Jamaluddin ditemukan di areal kebun sawit warga di Dausun II Namo Rindang, Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang, Jumat (29/11/2019).
Seperti yang diketahui Jamal ternyata hendak menemui seorang pengacara bernama Maimunah di kediamannya pada Kamis (28/11/2019) sekitar 21.35 WIB.
"Belum ada perkembangan, namun kemarin ada satu orang cewek menghadap saya terus saya arahkan dia ke polrestabes. Namanya Maimunah, dia ini penasehat hukum (pengacara). Dia menyebutkan bahwa pada hari kejadian Pak Jamal datang ke rumahnya jam 9.35 malam tapi enggak dibuka pintu karena sudah malam, itu saja," tutur Erintuah, Kamis (12/12/2019) di PN Medan.
Erintuah menyebutkan bahwa rumah Maimunah yang ditemui Jamal berada di dekat rumah Jamal yang berada di Jalan Aswad, Perumahan Royal Monaco, Blok B No 22, Medan Johor.
"Rumahnya dekat rumah Jamaluddin. Jadi dia (Maimunah) itu kerja disini juga berkantor," cetusnya.
Mendengar kesaksian tersebut, Erintuah langsung mengarahkan sang pengacara ke pihak kepolisian untuk dimintai keterangannya.
Karena baginya keterangan tersebut mengarah ke inti perkara pembunuhan tersebut.
"Semalam pagi, dia berusaha untuk menemui saya melalui satpam dia bilang saya bicara dengan pengadilan humas. Dia terangkan ini itu, lalu saya bilang kamu harus sudah diperiksa polrestabes, polda sudah."
"Karena menurut dia keterangan dan menurut saya pun keterengan itu kayaknya ada kaitannya ke titik itu, silahkan aja saya bilang," tutur Erintuah.
Terkait dengan detail pemeriksaan terhadap Maimunah, Erintuah menyebutkan bahwa silahkan menanyakan kepada kepolisian.
"Silahkan ke penyidik aja, ke Poldasu atau Polrestabes. Saya kira saya tidak punya kapasitas untuk menerangkan apa yang dia terangkan. Tentunya disana dia udah buat berita acara, kalau udah dibuatkan tentunya dia terikat dengan berita acara itu," tuturnya.
Fakta ini sesuai dengan keterangan anak dari Jamaluddin Kenny Akbari yang menjelaskan bahwa waktu pulang sang ayah sekitar pukul 22.00 WIB atau bergantung pada selesainya pekerjaan hakim PN Medan itu.
Kenny Akbari juga menyebutkan, ia pertama kali mendapatkan informasi sang ayah tewas diduga dibunuh ketika kembali ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB.
"Rumah saat itu kosong, terus aku ke lantai atas melihat istri Om Pia dan dua adik,” ujarnya.
“Sekitar pukul 18.00 WIB, datang tetangga, polisi dan lurah.
Aku kebangun dan terkejut karena ramai orang.
Polisi mempertanyakan pakaian dan waktu pergi ayahnya dari rumah.
Tetapi saya jawab enggak tau karena baru pulang jam 2 siang," jelas Kenny Akbari.
Kenny Akbari menuturkan, saat itu ia diberitahu bahwa ayahnya hakim Jamaluddin telah tiada.
"Saat itu aku sendirian enggak ada (orang di rumah)," ungkap Kenny Akbari.
Polisi mempertanyakan pakaian dan waktu pergi ayahnya dari rumah.
Tetapi saya jawab enggak tau karena baru pulang jam 2 siang," jelas Kenny Akbari.
Kenny Akbari menuturkan, saat itu ia diberitahu bahwa ayahnya hakim Jamaluddin telah tiada.
"Saat itu aku sendirian enggak ada (orang di rumah)," ungkap Kenny Akbari.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Fakta Baru Kematian Hakim Jamaluddin, Sebelum Meninggal Sempat Datangi Rumah Perempuan Ini"