Suradji yang sejak usia 12 tahun sangat terobsesi dengan ilmu perdukunan kemudian menggunakan kedok sebagai Dukun AS (Ahmad Suradji) untuk mempermulus aksinya.
Suradji kemudian segera melaksanakan syarat tersebut walau awalnya bimbang.
Satu persatu wanita ditumbalkan oleh Suradji, dibunuh secara keji.
Cara membunuhnya pun beragam tapi yang pasti ia selalu melakukan ritual menjijikkan sebelum menghabisi nyawa korbannya dengan meminum air liur dan mempreteli harta benda mereka.
Sebelas tahun sudah Suradji melakukan kegilaan biadab itu dan berhasil menyembunyikan segala perbuatannya dari masyarakat maupun pihak berwajib.
Hingga akhirnya tibalah suatu sore di tanggal 27 April 1997.
Desa Sei Semayang, Deli Serdang tempat Suradji tinggal mendadak gempar ketika ditemukan sosok mayat wanita tanpa busana di kebun tebu.
Warga kemudian berbondong-bondong datang untuk melihat mayat siapakah itu.
Keadaan semakin memanas ketika ada seorang wanita desa bernama Sri Kemala Dewi (21) hilang sejak tiga hari terakhir.