Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Berburu Hingga Menyiksa Harimau, Inilah Sederet Kelakuan 'Sadis' Raja-raja Mataram Disela-sela Meminta Berkah Kepada Penguasa Laut Selatan

None - Sabtu, 21 Desember 2019 | 11:13
Pangeran Adipati Ario Mangkoe Negoro IV

Pangeran Adipati Ario Mangkoe Negoro IV

Tanggal 28 September adalah hari terakhir Sunan di daerah pantai Selatan. Hari itu diselenggarakan acara berburu dalam Krapyak sebelah Timur sungai. Letnan Coster pun turut serta.

Karena banyaknya hewan yang dibantai hari itu, Coster tidak dapat menghitung jumlahnya. Ia menyebutkan bahwa, hasil buruannya akan cukup untuk bekal seluruh anggota rombongan yang ribuan itu sampai mereka kelak tiba kembali di Kartosuro.

Tanggal 29 September, Sunan menuju kembali ke Karto Winoto, di mana keesokan harinya ia masih mengajak Coster berburu babi liar di hutan. Kali ini mereka semua mengendarai kuda diiringkan oleh anjing pemburu. Ketika sore harinya kembali ke pasanggrahan, telah dibawa hewan buruan sebanyak 110 ekor.

Tanggal 1 Oktober adalah hari terakhir Sunan "dirantau" sebelum kembali ke Kartasura. Hari itu diadakan acara "Rampokan".

Baca Juga: Di Balik Pembentukan Sat-81 Kopassus, Ada Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto yang Terlebih Dahulu Harus Menempuh Pendidikan Antiteror Super Keras di Jerman

Sebuah sangkar berisi harimau diletakkan di tengah alun-alun. Di sekeliling sangkar ditimbun kayu untuk dibakar, sementara sangkar dibuka.

Si raja hutan yang takut pada api segera keluar dari sangkar dan berusaha melompati api-unggun. Namun di sekeliling api unggun itu telah berbaris bersaf-saf para perajurit Mataram dengan tombak terarah pada sang harimau. Sebuah adegan yang benar-benar dramatis, karena segala sesuatu mungkin terjadi. Harimau yang berhasil melompati api unggun berusaha menerobos barisan tombak.

Kadang-kadang ia menyeruduk di antara kaki para perajurit, kadang- kadang ia berusaha melompatinya. Dengan tubuh penuh luka, harimau semakin ganas, sehingga seringkali para perajurit terkena goresan kuku-kukunya.

Acara ini baru berhenti kalau sang raja hutan akhirnya tewas di ujung tombak atau tewas ditembak karena ia berhasil lolos dari kepungan.

Baca Juga: Nekat Hajar Suaminya yang Mengidap Stroke Menggunakan Tongkat, Wanita Ini Nyatanya Hanya Istri Kedua Korban, Pernikahan Mereka Juga Belum Terdaftar Secara Hukum

Tanggal 2 Oktober Sunan dan rombongan mulai bergerak kembali ke ibukota. Di batas kota rombongan disambut oleh Residen Keesjong dan para pembesar kerajaan lainnya.

Dan, akhirnya, tanggal 3 Oktober 1724 jam 09.00 pagi Sunan tiba kembali di keraton disambut dengan tembakan salvo meriam dari arah benteng VOC sebagai penghormatan dan ucapan selamat datang.

Source :Intisari Online

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x