Tapi jika tahap pembelian yang dilakukan untuk suku cadang dan persediaan suku cadang jet tempur bersangkutan sedang kosong.
Jet-jet tempur yang dibeli dari Rusia menjadi tidak bisa terbang alias untuk sementara harus di-grounded.
Tahap menghentikan sementara operasional jet-jet tempur yang dibeli dari Rusia sebenarnya bisa dilakukan tidak untuk semua jet tempur.
Pasalnya sebagian kecil jet tempur masih bisa terbang karena menggunakan penggantian komponen secara kanibal antara sesama jet tempur yang masih satu jenis.
Kasus ketiadaan suku cadang jet-jet tempur Rusia yang sedang kosong dan membuat negara pengguna menjadi seperti macan ompong saat ini sedang menimpa AU Malaysia.
Pasalnya pada 31 Juli 2018, seperti dikutip oleh media The Star Online, Menteri Pertahanan Malysia, Mohamad Sabu, menyatakan, sebanyak 28 jet tempur yang dibeli dari Rusia, hanya ada empat unit yang bisa terbang karena ketiadaan suku cadang.
Hingga saat ini AU Malaysia memiliki 18 jet tempur Sukhoi Su-30 MKM dan 10 jet tempur Mikoyan MiG-29.
Pengalaman buruk yang sedang dialami AU Malaysia ini jelas menjadi pelajaran berharga bagi TNI AU karena masih memiliki 16 jet tempur Sukhoi (SU-27/SU-30).
Artinya TNI AU harus sedia payung sebelum hujan, agar tidak jerjebak oleh cara penjualan jet-jet tempur Rusia yang serba akal-akalan itu.