Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mentang-mentang Jadi Negara yang Bisa Jual Jet Tempur, Rusia dan Amerika Serikat Pakai Trik Licik dalam Berdagang, Sampai Ancam Embargo Senjata ke Pembeli

None - Minggu, 22 Desember 2019 | 16:13
Deretan jet tempur USAF berpatroli saat operasi Desert Storm
Foxtrot Alpha

Deretan jet tempur USAF berpatroli saat operasi Desert Storm

Gridhot.ID -Tidak banyak memang negara yang menjadi produsen pesawat terutama jet tempur dengan kualitas mumpuni.

Dua negara yang mencolok adalah Rusia dan Amerika Serikat yang memiliki persenjataan luar biasa canggih.

Namun ternyata ada trik khusus untuk kedua negara tersebut menjual dagangan jet tempur mereka.

Baca Juga: Sempat Sadar Saat Dihipnotis Lalu Dicabuli, Korban Pelecehan Seksual Berkedok Pengobatan Alternatif Habib Husein Alatas Ternyata Seorang Dokter, Ini Alasannya Datang ke Dukun

Sebagai negara produsen pesawat, Rusia dan AS sebenarnya punya perbedaan yang mencolok, terutama dalam cara menjual jet-jet tempur.

Dalam menjual jet-jet tempurnya, Rusia biasanya tidak menjual secara paket dan tidak memberi ancaman embargo senjata terhadap negara-negara yang telah membeli jet-jet tempurnya.

Sedangkan AS ketika menjual jet-jet tempurnya selalu satu paket dengan persenjataan dan suku cadang sekaligus menyertakan ancaman embargo senjata bagi negara pembeli.

Baca Juga: Pakai Kemeja Putih-putih Serasi Mengingatkan Duetnya Kelola DKI Jakarta, Momen 'Reuni' Ahok dan Jokowi Saat Tinjau Kilang Minyak di Tuban Jadi Sorotan Netizen: Epic Comeback!

Embargo biasanya akan dilakukan AS jika negara bersangkutan yang telah membeli jet-jet tempurnya malah menggunakannya untuk menyerang negara sekutu AS.

Tapi cara menjual jet-jet tempur yang dilakukan Rusia bisa merugikan negara pembeli jika tidak memahami trik dagang ala Rusia yang sebenarnya penuh akal-akalan itu.

Pasalnya Rusia tidak menjual jet tempurnya secara paket, yakni tidak beserta suku cadang dan persenjataannya sekaligus.

Baca Juga: Gara-gara Helm, Seorang Oknum TNI Tak Terima Ditegur Hingga Panggil Bantuan Hajar 4 Anggota Brimob, Pangdam Pattimura dan Kapolda Maluku Turun Tangan

Jadi pada tahap pertama, Rusia hanya akan menjual jet tempur tanpa suku cadang dan persenjataan.

Sedangkan untuk persenjataan bisa dibeli pada tahap kedua dan suku cadang dibeli pada tahap ketiga oleh negara konsumen.

Cara bisnis Rusia dalam menjual jet tempur, persenjataan, dan suku cadang sengaja dilakukan secara bertahap itu memang bertujuan khusus.

Baca Juga: Dobrak Monopoli Amerika Serikat, Vladimir Putin Siap Tutup Internet Mulai 23 Desember, Ungkap Tak Mau Lagi Bergantung pada Kekuasaan Negara Paman Sam

Yakni, agar masing-masing komponen mendapat keuntungan yang jelas pada setiap tahap penjualan.

Selain itu, Rusia kadang belum siap dengan persenjataan atau suku cadang yang harus disertakan dalam pembelian jet tempur.

Tapi negara pembeli sudah sangat ngotot untuk membawanya pulang.

Baca Juga: Rela Jadi Pengemudi Ojol, Anak Artis Kawakan Ini Nyatanya Harus Berjuang Keras untuk Mendapat Pengasilan, Nama Besar Orang Tuanya Seolah Bukan Jaminan untuk Hidup Berkecukupan

Akibatnya negara pembeli hanya bisa membawa jet-jet tempur Rusia tanpa persenjataan dan suku cadang.

Jika sudah tiba pada tahap pembelian kedua atau ketiga untuk membeli persenjataan jet tempur Rusia tapi persediaan persenjataan tidak ada.

Negara pembeli biasanya akan mengatasi dengan membuat persenjataan sendiri.

Baca Juga: Tidur Sendirian di Dalam Mobil, Seorang Wanita Didatangi Laki-laki Misterius, Saat Terbangun Ini yang Terjadi

Tapi jika tahap pembelian yang dilakukan untuk suku cadang dan persediaan suku cadang jet tempur bersangkutan sedang kosong.

Jet-jet tempur yang dibeli dari Rusia menjadi tidak bisa terbang alias untuk sementara harus di-grounded.

Tahap menghentikan sementara operasional jet-jet tempur yang dibeli dari Rusia sebenarnya bisa dilakukan tidak untuk semua jet tempur.

Baca Juga: Kartu Anggota PDIP Miliknya Sampai Sudah Dicetak, Hengky Kurniawan Disebut Lompat dari Demokrat Demi Pilkada Bandung Barat 2024, Wakil Ketua Partai Malah Belum Tahu

Pasalnya sebagian kecil jet tempur masih bisa terbang karena menggunakan penggantian komponen secara kanibal antara sesama jet tempur yang masih satu jenis.

Kasus ketiadaan suku cadang jet-jet tempur Rusia yang sedang kosong dan membuat negara pengguna menjadi seperti macan ompong saat ini sedang menimpa AU Malaysia.

Pasalnya pada 31 Juli 2018, seperti dikutip oleh media The Star Online, Menteri Pertahanan Malysia, Mohamad Sabu, menyatakan, sebanyak 28 jet tempur yang dibeli dari Rusia, hanya ada empat unit yang bisa terbang karena ketiadaan suku cadang.

Baca Juga: Jakarta Terancam! Ibukota Negara Indonesia Berpotensi Diguncang Gempa Besar Berkekuatan Lebih dari 8 Skala Richer

Hingga saat ini AU Malaysia memiliki 18 jet tempur Sukhoi Su-30 MKM dan 10 jet tempur Mikoyan MiG-29.

Pengalaman buruk yang sedang dialami AU Malaysia ini jelas menjadi pelajaran berharga bagi TNI AU karena masih memiliki 16 jet tempur Sukhoi (SU-27/SU-30).

Artinya TNI AU harus sedia payung sebelum hujan, agar tidak jerjebak oleh cara penjualan jet-jet tempur Rusia yang serba akal-akalan itu.

Baca Juga: Jodoh Tak Ada yang Tahu, Pacaran Lama Tapi Pupus, Wanita Ini Malah Harus Beri Restu Adiknya yang Nikah dengan Pacarnya Sendiri

Yakni bisa melakukan pembeliaan persenjataan dan suku cadang Sukhoi dari Rusia tanpa menunggu jet-jet tempur mengalami masalah baik dari sisi persenjataan maupun suku cadangnya.

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Ini Dia Bedanya Rusia dan AS Dalam Menjual Jet Tempur, Selalu Licik!

(*)

Source :grid.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x