Untuk meneruskan perjuangannya, teman-temannya membantu melipat 356 kertas yang tersisa.
Teman-temanya sangat mengagumi semangat Sadako yang berani dan penuh harapan.
Mereka juga mengumpulkan uang untuk membangun monumen Damai dan Cinta dalam memori Sadako.
Monumen ini kini disebut Monumen Perdamaian Anak-anak yang berada tepat di tengah Hiroshima, tepat bom dijatuhkan.
Patung itu menggambarkan Sadako berdiri di Gunung Surga, memegang derek emas di tangannya yang terulur.
Untuk menjaga warisan Sadako, saudaranya, Sasaki memutuskan untuk menyumbangkan bangau lipat ke berbagai tempat di seluruh dunia, termasuk World Trade Center Tribute Visitor Center di New York, yang memperingati orang-orang yang tewas dalam serangan 9/11 tahun 2001.
Sasaki juga menempatkan satu di Pearl Harbor dengan harapan akan menjadi awal yang benar dari akhir perang antara Jepang dan AS.
Kisah Sadako telah menjadi terkenal di seluruh dunia sebagai pengingat kesedihan dari efek Perang Dunia II terhadap orang Jepang.