"Saya tahu sekarang," ujarnya lega, “mengapa saya tidak bilang sebelumnya, Anda orang Filipina, tak salah lagi.”
“Salah! Saya orang Indonesia.”
Wajahnya tertegun sejenak mendengar kata Indonesia. Ada kesan bahwa ia sudah mengenal Indonesia.
Lamunan saya melayang. Bagi sebagian besar orang asing yang saya temui di Amerika, nama Indonesia tidak bermakna sama sekali.
“Indonesia? Bagian mana dari Indonesia?” Lamunan saya buyar, berbareng dengan berondongan pertanyaan dari si pemilik toko karpet tersebut.
"Sulawesi, atau lebih dikenal di peta Barat dengan nama Celebes," jawab saya.
"Bagian mana dari Celebes?" tanyanya lagi seraya mengulurkan kepalanya mendekat seakan tak sabar menunggu jawaban.
Ketika saya. Jawab, Manado, ia berteriak, sebelum akhirnya mendongakkan kepala sambil memejamkan mata. Selama beberapa detik ia diam.
"Apakah Anda pernah ke Manado?" Kini giliran saya yang heran, mustahil di sudut kota New York ini ada orang yang kenal daerah Minahasa.
Dengan mata berbinar-binar, ia memegang bahu saya dan mengajak duduk di atas gulungan karpet.