"Saya akan ceritakan, kenapa sampai kenal Manado."
Saya belum pemah ke Manado, dalam arti menginjakkan kaki di sana.
Tapi saya tahu persis Manado dan udara. Saya adalah pilot pembom B-25 saat PD II yang ditempatkan di sebuah landasan terbang di Irian Jaya.
Tugas saya membom pertahanan Jepang di Kalimantan dan Sulawesi.
Masih ingat di kepala saya, setiap kali habis membom Balikpapan, kami kembali ke markas melalui Manado dan menjatuhkan satu-dua bom di sana.
Kami menghancurkan jembatan, dan bangunan yang diduga markas Jepang Saya hafal Manado dan sekitarnya, deretan pohon kelapanya serta gunung-gunungnya.
"Setelah operasi selesai saya dikirim ke Tawi Tawi, Filipma," ceritanya berapi-api.
Dia diam sebentar sebelum meneruskan pertanyaan, "Di manakah kamu pada saat itu. Apakah kau sudah lahir?"
"Saya sudah lahir dan berada di salah satu desa di Manado Selatan.”
Hampir dibunuh