Baik dalam putusan sidang pertama maupun kedua, Hakim Goddard menyebutkan bahwa pembawaan Reynhard yang ramah menyebabkan tidak ada korban yang curiga saat diajak untuk melanjutkan minum-minum atau mengobrol di apartemennya.
Hakim juga mengatakan walaupun tidak ada obat bius yang ditemukan di apartemen Reynhard, tapi hakim yakin bahwa pria berusia 36 tahun itu menggunakan obat bius yang biasa dipakai untuk memperkosa, yakni GHB (Gamma hydroxybutyrate), yang dapat membuat korban tertidur dan tidak sadarkan diri.
"Walaupun tidak ditemukan obat bius seperti itu di apartemen Anda, satu-satunya kesimpulan logis setelah melihat video berjam-jam, semua korban yang tidak sadarkan diri tergeletak di lantai apartemen Anda, dan dalam kondisi sama sekali diam, Anda pasti secara sembunyi-sembunyi mencampur obat bius di minuman," kata Hakim Goddard.
Obat bius yang dapat menyebabkan orang tak sadarkan diri selama berjam-jam ini tersedia secara bebas di toko-toko obat di Manchester.
Penetrasi dan ejakulasi di anus
Reynhard Sinaga ditahan polisi pada Juni 2017 setelah seorang pria yang sedang dia perkosa terbangun.
Saat itu, korban pria itu dalam keadaan tengkurap dan Reynhard menindihnya dalam keadaan tanpa busana.
Korban lalu memukul Reynhard sampai tak sadarkan diri sebelum kemudian menelepon polisi.
Dari dua telepon genggam Reynhard yang disita, diketahui aksi perkosaan setiap korban, direkam dari jarak jauh dan dari jarak dekat.