Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Sejumlah wilayah di Jakarta tergenang banjir akibat curah hujan yang tinggi, Sabtu (18/01/2020).
Melansir dari Tribunnews.com, kondisi di sejumlah ruas jalan dan lalu lintas terganggu akibat banjir.
Berdasarkan akun Twitter @TMCPoldaMetro, genangan air terjadi di persimpangan Milenium Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Namun atas kejadian terebut, kendaraan masih bisa melintas meski air terlihat merendam jalanan.
Sementara, BPBD Jakarta menginformasikan bahwa sejumlah Pintu Air mengalami peningkatan ketinggian air.
Informasi tersebut diunggah melalui akun Twitter BPBD Jakarta @BPBDJakarta.
Dari 12 Pintu Air (PA), ada satu pintu air yang memperlihatkan kondisi ketinggian air Siaga II atau Kritis.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki terobosan baru untuk menangani masalah banjir di ibu kota.
Anies memerintahkan pihak kelurahan berkeliling di kelurahannya untuk memberikan peringatan dini terjadinya banjir kepada masyarakat menggunakan pengeras suara dan sirine.
Peringatan dini tersebut diberlakukan setelah Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi prosedur peringatan dini yang selama ini diberlakukan.
"Salah satu hal yang akan diterapkan baru, bila ada kabar (akan banjir), maka pemberitahuannya akan langsung ke warga," kata Anies kepada Kompas.com di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (8/1/2020).
"Jadi kelurahan bukan ke RW, RT, tapi langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa toa (pengeras suara) untuk memberitahu semuanya, termasuk sirine," ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta bahkan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 4 miliar guna membeli enam set pengeras suara atau toa canggih.
Pengeras suara ini dikatakan canggih lantaran dilengkapi dengan fitur unggulan, seperti Automatic Weather Sensor (AWS) dan Automatic Water Level Recorder (AWLR).
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapudatin) BPBD, M. Ridwan mengatakan, pengeras suara yang dinamakan Disaster Warning System (DWS) ini tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.
"Alatnya memang pakai toa, tapi bukan menggunakan toa seperti yang ada di masjid," ucapnya ketikatka dihubungi Tribun Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Alat ini akan digunkan oleh BPBD untuk memperingati warga yang berada di bantaran sungai saat tinggi muka air di pintu air mencapai siaga tiga atau masuk kategori waspada.
"Kalau tambah pakai toa kan akan menjadi lebih bagus untuk melengkapi informasi ke warga," ujarnya saat dikonfirmasi.
Nantinya, enam set pengeras suara canggih ini akan ditempatkan di lokasi-lokasi rawan banjir yang belum memiliki alat peringatan dini.
"Nantinya akan dipasang di Tegal Alur, Rawajati, Makasar, Jati Padang, Kedoya Selatan, dan Cililitan," kata Ridwan.
Sayangnya, terobosan Anies soal banjir Jakarta justru menjadi bahan tertawaan politisi PDI Perjuangan atau PDIP.
Menurut Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono,peringatan dengan menggunakan toa sudah ketinggalan zaman dan seharusnya tidak lagi digunakan.
"Ya dengarnya agak lucu saja kalau pakai toa di era modern seperti ini."
"Tapi ya itulah Pak Anies. Saya cukup ketawa saja lah kalau di era modern seperti ini peringatan dini menggunakan toa kan."
"Rasanya agak unik di Jakarta loh, di kota metropolitan," ucap Gembong sembari tertawa saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (11/1/2020) malam.
Menurutnya, seharusnya alat peringatan datangnya banjir bisa lebih canggih yang mengandalkan teknologi seperti alarm.
Selain itu, Pemprov DKI juga bisa bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mencari cara peringatan lain.
"Kan itu bisa peringatan dini berkolaborasi dengan BMKG sehingga antisipasi kita jauh lebih baik."
"Kalau antisipasinya, prediksi dininya pake toa, terus gimana? Entar toanya baterainya habis," selorohnya.
(*)