GridHot.ID-Sejumlah kapal ikan China diketahui memasuki Perairan Natuna, Kepulauan Riau, pada 19 Desember 2019.
Kapal-kapal China yang masuk dinyatakan telah melanggar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan melakukan kegiatan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF).
Selain itu, Coast Guard China juga dinyatakan melanggar kedaulatan di perairan Natuna.
Namun siapa sangka, China pernah kena getahnya karena coba-coba lecehkan kedaulatan negara Taiwan.
Sebagai informasi, sudah sejak lama kedaulatan Taiwan dirongrong China, lantarannegeri Tirai Bambu itu mengklaim jika Taiwan merupakan bagian dariwilayah mereka.
Nah, Tsai Ing-wen sebagai presiden wanita Taiwan, mati-matian membela kedaulatan negaranya dari cengkeraman China.
Dengan lantang, Tsai menyatakan, Taiwan bukan bagian dari China.
"Kami tidak perlu menyatakan diri kami sebagai negara merdeka. Kami sudah menjadi negara merdeka dan menyebut diri kami Republik Taiwan," ujar Tsai.
Tsaijuga langsung menebar ancaman kepada militer China seandainya mereka benar-benar berani menyerangTaiwan.
"Menyerang Taiwan adalah sesuatu yang akan sangat mahal bagi China," tegas Tsai seperti dikutip dari Asia Nikkei, Sabtu (18/1/2020).
Perkataan Tsai ini tidak main-main, sebab Taiwan sampai saat ini terus memperkuat militernya.
Mengutip Janes dan Military Today, tercatat AD Taiwan memiliki 30 unit helikopter serang AH-64E Guardian seperti milik TNI AD, ditambah AH-1W Super Cobra, CH-47 Chinook, OH-58D Kiowa Warrior, dan UH-60 Blackhawk.
Untuk Main Battle Tank, Taiwan memiliki 930 unit.
UntukAngkatan Laut (AL), Taiwan punya empat buah kapal Destroyer Kee Lung Class lungsuran Kidd Class US Navy, serta 24 unit kapal Fregat yang terdiri dari Cheng Kung Class lungsuran Oliver Hazard Perry Class US Navy, Chi Yang Class bekas pakai US Navy dari Knox Class, dan Stealth La Fayette Kang Ding Class yang dibeli dari Prancis.
Selain itu, masih ada kapal penyapu ranjau, Korvet, kemudian ditambah satuan udara AL Taiwan berupa pesawat intai P-3C Orion dan EP-3E Orion hingga helikopter anti kapal selam canggih S-70C Thunderhawk.
Untuk Angkatan Udara (AU), Taiwan mengandalkan 180 buah F-16 Fighting Falcon, F-5, hingga Mirage 2000.
Tak hanya itu, dengan asistensi Amerika, Taiwan juga mampu memproduksi sendiri jet tempurnya, yakni AIDC F-CK-1.
Sadar jika negara mereka tak bisa menang jika menyerang China, Taiwan pun berprinsip menguatkan militer mereka dengan pertahanan super defensif.
Hal ini 'memaksa' Taiwan membangun bunker-bunker yang didalamnya tersembunyi meriam maupun howitzer berbagai kaliber.
Yang paling sangar tentu 30 unit howitzer M1 atau yang dijuluki Guojin.
Diketahui, Howitzer M1 berkaliber raksasa (240mm) tersebut pernah mengamuk semasa Krisis Selat Taiwan Kedua, pada tahun 1958.
Saat pasukan China dan Taiwan bentrok di Pulau Dongding dan sekitarnya, meriamGuojin memuntahkan pelurunya untuk memukul mundur kapal-kapal perang pendukung pendaratan amphibi pasukan China.
Ya, walau terbilang sudah lawas, meriam Guojin masih aktif beroperasi.
Sekarang, meriam Guojin ditempatkan di Pulau Kinmen serta Matsu Island, yang mana moncongnya dihadapkan ke China sebagai bentuk peringatan agar jangan ada kapal perangdari negeri Tirai Bambu yang berani langgar kedaulatan mereka. (Seto Aji/Sosok.ID)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul "Bisa Ditiru Indonesia di Natuna, Ini Dia Meriam Raksasa Militer Taiwan untuk Hantam Kapal Perang China Karena Pernah Ganggu Kedaulatannya"
(*)