"Dengan keluhan kejang dan tidak sadar. Pasien sempat pergi ke luar negeri ke Singapura pada tanggal 19 Januari dan pulang tanggal 22.
"Pada saat pulang (ke Bandung) dengan keluhan tersebut akhirnya datang ke Boromeus," kata Nina.
Dengan adanya riwayat pernah pergi ke Singapura ini, Dokter RSHS bandung kemudian memasukannya ke ruang isolasi.
"Jadi pasien tersebut memang ada perburukan pernafasan, sehingga observasinya infeksi saluran pernafasan bawah akut," kata Nina.
Saat ini, sampel kedua pasien akan dikirim ke Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan.
"Hari ini sampel dikirim ke Litbangkes untuk melihat apakah pasien tersebut positif atau tidak. Jadi sampai sekarang pasien tersebut baru observasi infeksi saluran pernafasan atas yang akut,"
tutur Nina.
Gejala suspek corona
Sementara itu, Wakil Ketua tim Infeksi Khusus Anggraeni Alam menjelaskan bahwa pasien suspek corona berdasarkan World Health Organization (WHO) adalah suatu tanda gejala seperti influenza yang mengalami panas lebih dari 38 derajat celcius, dan memiliki batuk dan sesak nafas.
"Apabila ada gejala demikian, ditambah ada riwayat berpergian ke Negara Tiongkok, terutama Wuhan dan sekitarnya, maka dikatakan itu adalah suspek corona virus," jelas Anggraeni.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar