Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tembak Kepala Ayah Ibunya hingga Tewas, Siswi Teladan Ini Puas Luapkan Kemuakannya, Merasa Tertekan Dituntun Terus Berprestasi

None - Selasa, 18 Februari 2020 | 07:13
Gadis yang terkenal jenius ini nekat menghabisi nyawa orangtuanya karena depresi
Crime Watch Daily

Gadis yang terkenal jenius ini nekat menghabisi nyawa orangtuanya karena depresi

Gridhot.ID -Nilai dan prestasi akademik masih menjadi acuan untuk menilai kepintaran seorang anak.

Kebanyakan orangtua selalu ingin anaknya menjadi pribadi yang memiliki nilai akademik baik dan dapat dibanggakan.

Berbagai cara pun dilakukan oleh para orangtua agar anaknya masuk ke dalam jajaran siswa berprestasi.

Baca Juga: Cuma 5 yang Datang dari Puluhan Undangan, Pria Wibu Ini Justru Dapat Kado Tak Terduga di Perayaan Sweet Seventeennya, Sosok Tak Terduga Jadi Tamunya

Namun beberapa orangtua terkadang terkesan terlalu memaksakan dan memberikan tekanan berlebihan pada anak-anaknya dalam pendidikan hingga membuat mereka depresi.

Seperti kasus tragis yang dialami gadis belia yang dikenal sangan cerdas yang mengalami depresi sehingga nekat membunuh orangtua sendiri.

Dilansir Elitereaders, sebuah kasus tragis merenggut nyawa orangatua seorang gadis bernama Jennifer Pan.

Baca Juga: Samakan Kedudukan Presiden dan Gubernur, Anies Baswedan Klaim MRT Mode Transportasi Tanpa Kelas: Semua Sama Saja!

Sang ibu tewas, dan ayahnya nyaris tewas oleh percobaan pembunuhan.

Yang membuat miris, dalang perencanaan pembunuhan ini tak lain adalah Jennifer sendiri.

Gadis yang terkenal jenius ini nekat menghabisi nyawa orangtuanya karena depresi dituntut terus menjadi anak berprestasi di sekolah.

Jennifer Pan dikenal sebagai 'anak emas' di mata orangtuanya.

Baca Juga: Heboh Daging Lele Berbintik Putih Beredar di Pasar, Ini Kata Dokter Hewan Spesialis Ikan, Masih Aman Dikonsumsi?

Ia siswa berprestasi selama menempuh studi di SMA Katolik, dan dengan mudah lulus sebagai sarjana Farmasi dari Universitas Toronto Kanada yang dikenal sebagai kampus favorit.

Orangtua Jennifer adalah pengungsi asal Vietnam, dan di perantauan mereka di Kanada mereka harus bekerja keras sebagai buruh untuk menghidupi dua buah hati mereka.

Inilah alasan kedua orangtua Jennifer memiliki harapan yang sangat tinggi agar putrinya tersebut bisa belajar dengan giat, bahkan harus berprestasi dalam bidang pendidikan yang ditempuhnya.

Baca Juga: Video Tik Tok Culametan Met Metnya Viral, Bocah SMP Ini Justru Dimarahi Ibunya hingga Takut Dikeluarkan Dari Sekolah, Ternyata Ini Penyebabnya

Kedua orangtuanya sangat menghargai pendidikan.

Mereka juga orangtua yang disiplin, cenderung keras, bagi Jennifer dan adiknya, Felix, Jennifer adalah anak istimewa dan menjadi kebanggaan orang tua.

Jennifer disiplin mengikuti les piano dan skating, dan menguasai keduanya dengan sangat baik.

Jennifer juga berlatih bela diri dan perenang yang baik.

Dan di luar kegiatan ekstrakulikuler, ia adalah pelajar teladan yang tekun belajar hingga larut malam.

Pesta dan pacaran menjadi hal terlarang di rumahnya. Pendidikan adalah segalanya.

Baca Juga: Simpan Rapat Rahasia Asmaranya Hingga Usia 35 Tahun, Nicholas Saputra Tetap Lajang Hingga Sekarang, Foto Perempuan Ini Jadi Satu-satunya Potret Wanita yang Diunggahnya di Instagram

Miris, di balik semua hal mengesankan itu, tersembunyi kebohongan, kebencian, dan dendam yang kemudian menjurus pada tindakan mengerikan yang menghancurkan keluarga dan diri Jennifer: pembunuhan sadis.

Kisah Jennifer Pan, 'Anak Emas' yang Bunuh Orangtuanya Karena Dituntut Harus Berprestasi
youtube.com

Kisah Jennifer Pan, 'Anak Emas' yang Bunuh Orangtuanya Karena Dituntut Harus Berprestasi

Segala harapan orangtuanya ternyata membuat Jennifer merasa tertekan.

Saat di kelas 8, prestasi belajar Jennifer mulai drop.

Ia tak lagi antusias belajar, dan nilai mulai anjlok, perlahan kepercayaan dirinya menurun.

Baca Juga: TVRI Lakukan Proses Seleksi Pengangkatan Dirut, Siap Terima Gaji Rp 40 juta Perbulan Setelah Duduki Kursi Bekas Helmy Yahya, Inilah 30 Nama Kandidatnya

Untuk menutupinya, Jennifer mulai berbohong hingga kebohongan menjadi kebiasaannya.

Dan gadis itu pun menjalani kehidupan ganda yang penuh kepalsuan dan penipuan.

Orangtua Jennifer mengira, putrinya adalah murid teladan, pelajar kelas "A".

Namun, nyatanya ia hanyalah kelas "B".

Mendapatkan nilai B masih lumayan bagi siswa lain, namun, di keluarga Jennifer merupakan itu aib.

Untuk menutupinya, Jennifer memalsukan raportnya, menutupi ketidakmampuannya.

Baca Juga: Indonesia Diserbu Pabrikan Jet Canggih untuk Perkuat Alutsista, Swedia Punya Penawaran yang Cukup Menggiurkan, Jual Jet Tempur yang Bisa Lepas Landas Tanpa Bandara

Meski demikian, nilainya masih lumayan, ia pun diterima di Ryerson University di Toronto.

Namun, tak jadi mendapatkannya, gara-gara gagal dalam mata pelajaran kalkulus di akhir masa studinya.

Tak ingin mengecewakan orangtuanya, perempuan berkacamata itu berpura-pura kuliah.

Baca Juga: Pakai Cara Tak Lazim, Dalam Hitungan Detik Komplotan Maling Berhasil Gasak Sepeda Motor Jamaah Masjid, Aksinya Sempat Terekam CCTV

Ia mengaku akan belajar sains selama 2 tahun di Ryerson University, sebelum melanjutkan kuliah di jurusan farmasi di University of Toronto yang terkemuka.

Jennifer mengumpulkan buku-buku bekas, berbohong bahwa ia mendapatkan beasiswa sehingga orangtuanya tak curiga mengapa mereka tak pernah dimintai uang untuk membayar kuliah.

Tiap pagi Jennifer pamit kuliah pada orangtuanya. Namun, bukannya menuju kampus, ia pergi ke sebuah perpustakaan.

Tiba saat wisuda, gadis berambut hitam itu kembali berbohong dengan mengatakan, undangan yang dibagikan pada pihak orangtua terbatas.

Gara-gara ketahuan berbohong, orang tua Jennifer semakin bersikap keras.

Kebohongan itu berjalan lancar, hingga suatu ketika Bich dan Hann curiga dengan perilaku putri mereka.

Baca Juga: Kena Sindiran Keras Dari Feni Rose, Abash Nampak Gelagapan Saat Dicecar Pertanyaan Soal Kekasihnya Ikhlas Jual Barang-barangnya Untuk Biaya Penjara: Emang Luna Bilang Gitu?

Keduanya pun menguntit Jennifer yang mengaku bekerja di sebuah rumah sakit.

Saat dusta itu terungkap, tak hanya hati orangtuanya yang hancur.

Jennifer pun makin tertekan, Bich dan Hann makin keras pada putrinya yang kala itu berusia dewasa.

Telepon genggam dilarang, komputer menjadi barang haram, Jennifer pun tak boleh berkencan dengan kekasihnya Daniel Wong.

Baca Juga: Berkedok Klinik Dokter Anak, Rumah Praktek Aborsi Ilegal Daerah Paseban Disegel Polisi, Warga: Mereka yang Masuk Tuh Menutup Identitas

Bahkan, odometer atau penunjuk jarak pada mobil selalu dipantau.

Jennifer diperintahkan melanjutkan pendidikannya.

Pengawasan ketat pun diberlakukan pada perempuan dewasa itu.

Daniel kemudian memutuskan hubungan. Itu menjadi titik krisis baginya.

Setelah putus, Jennifer dekat dengan pria bernama Andrew Montemayor, teman sekolahnya saat SD.

Ia pun mulai berpikir bagaimana untuk lepas dari segala tekanan.

Baca Juga: Dulunya Cuma Pengusaha Katering, Ningsih Tinampi Dibuat Melongo dan Kelabakan Saat Staf Dinas Kesehatan Pemprov Jatim Kepo Sumber Ilmu Saktinya: Waduh ! Waduh !

Bersama Montemayor dan teman sekamar kekasih barunya itu, Ricardo Duncan, mereka merancang sebuah plot.

Namun, apa yang mereka rancang hanya sekadar rencana hingga hubungan mereka bubar.

Jennifer pun dekat lagi dengan Daniel. Mereka berencana untuk menyewa tukang pukul.

Baca Juga: Sempat Heran Lihat Aziz Gagap Mau Mandi di Kali, Aktor Ini Kini Sukses Meski Pernah Numpang Hidup dengan Sang Pelawak, Sudah Bisa Nyicil Rumah dan Mobil Sendiri

Untuk memberi pelajaran pada "orangtua yang dianggap terlalu mengekang".

Jennifer mendapatkan ponsel baru dari Daniel, juga kontak ke seorang pria bernama Lenford "Homeboy" Crawford yang meminta duit 10 ribu dolar Kanada untuk mengerjai orangtua perempuan itu.

Entah bagaimana awalnya, rencana itu menjadi plot pembunuhan.

Merasa itu kelewatan, Daniel mundur.

Suatu malam pada tahun 2010, Jennifer memutuskan untuk mengeksekusi rencananya.

Kala itu, jarum jam menunjuk ke pukul 22.00. Crawford, Mylvaganam, dan pria ketiga bernama Eric Carty memasuki pintu depan rumah target. Mereka semua membawa senjata.

Bich dan Hann dipaksa turun ke lantai bawah. Kepala mereka ditutupi selimut.

Baca Juga: Ancam Santet Anak Tiri, Ayah Ini Paksa Putri Sambung dan Keponakan Puaskan Nafsu Birahinya

Sang ayah, Hann ditembak 2 kali, salah satunya di bagian muka.

Sementara ibunya, Bich ditembak 3 kali di kepala dan tewas seketika.

Ajaibnya, Hann selamat dan mengingat semua yang terjadi pada momentum mengerikan itu.

Baca Juga: Jadi Trending di Twitter, Steatmen Menkes Terawan 'Salahmu Sendiri Kok Beli' Tanggapi Mahalnya Harga Masker Dapat Banyak Cibiran, Netizen: Kecewa Berat Saya Dengarnya

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar.
youtube.com

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar.

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar.

Saat vonis bersalah dijatuhkan, Jennifer tak menunjukkan emosinya. Datar. Namun, saat awak media meninggalkan ruang sidang, ia menangis dan gemetar tak terkendali.

Dengan dakwaan tingkat pertama, Jennifer divonis seumur hidup, tanpa kesempatan mengajukan pembebasan bersyarat selama 25 tahun.

Ia berusia 28 tahun saat duduk sebagai pesakitan.

"Dan untuk dakwaan percobaan pembunuhan terhadap ayahnya, ia juga divonis menerima hukuman seumur hidup, yang akan dijalani secara bersamaan." Carty, Mylvaganam, dan Crawford masing-masing menerima hukuman serupa.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul "Kisah Jennifer Pan, 'Anak Emas' yang Habisi Nyawa Orangtuanya Secara Sadis Karena Muak Selalu Dituntut untuk Berprestasi"

Source : intisari-online.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x