Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Disuapi Kotoran Manusia oleh Pendampingnya, 77 Siswa di NTT Tak Berkutik : Jijik Sekali, Tapi Tidak Bisa Melawan

Desy Kurniasari - Rabu, 26 Februari 2020 | 07:25
Ilustrasi bullying
biblestudytools.com

Ilustrasi bullying

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Kasus siswa dihukum oleh pihak sekolah kembali menyeruak.

Sebelumnya, seorang oknum guru di Kabupaten Lembata memaksa siswanya minum air kotor karena tidak bisa menghafal kosa kata bahasa Inggris.

Kali ini, sebanyak 77 dari 89 siswa kelas VII di Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur alami penyiksaan.

dBaca Juga: 2 Ruas Jari Muridnya Harus Diamputasi, Kepala Sekolah SMP N 16 Malang Ini Akhirnya Dipecat, Padahal Sebelumnya Keukeh Sebut Siswanya Bukan Korban Bully

Penyiksaan tersebut dilakukan oleh dua orang pendamping siswa.

Ekstrimnya, 77 siswa tersebut dipaksa makan feses atau kotoran manusia oleh pendamping pada Rabu (19/2/2020) lalu.

Melansir Kompas.com, salah seorang siswa yang menjadi korban menceritakan, setelah makan siang, ia bersama teman-teman kembali ke asrama karena mau istirahat.

Baca Juga: Hanya Bisa Menangis dan Meminta Maaf, Terkuak Motif Pelaku Nekat Hina Wali Kota Surabaya, Sakit Hati Anies Dibully Soal Banjir hingga Tersulut Emosi Semata

Tiba di asrama, salah satu pendamping menemukan kotoran manusia dalam kantong di sebuah lemari kosong.

Setelah itu, pendamping memanggil semua siswa dan menanyakan, siapa yang menyimpan kotoran itu.

Karena tidak ada yang mengaku, pendamping tersebut langsung menyendok kotoran itu lalu disuap ke dalam mulut para siswa.

Mereka pun terpaksa menerima perlakuan itu tanpa perlawanan.

Baca Juga: Takut Bakal Dirundung, Polisi Akhirnya Menempatkan Lucinta Luna di Ruangan Khusus, Ditahan Seorang Diri Selama 20 Hari

"Kami terima dan pasrah. Jijik sekali. Tetapi kami tidak bisa melawan," ujar siswa kelas VII yang tak ingin namanya disebut.

Para siswa tidak melaporkan perlakuan kejam sang pendamping kepada orangtua, karena takut akan disiksa nantinya.

Menurut dia, setelah para murid disiksa, kedua pendamping menyuruh mereka agar tidak menceritakan persoalan itu keluar.

Baca Juga: Bunuh Suami dan Anak Tirinya Sendiri Secara Kejam dan Brutal, Wanita Ini Ngaku Dendam Karena Disiksa Sampai Disuruh Mencuri Semenjak Dinikahi, Di Persidangan, Akhirnya Ngaku Terlilit Tagihan Utang Rp 200 Juta Perbulan

Namun, setelah kejadian itu, ada satu orang temannya yang lari ke rumah untuk memberitahukan hal itu kepada orangtua.

Kasus itu pun terbongkar pada Jumat (21/2/2020), ketika ada orang tua siswa yang menyampaikan hal tersebut di dalam grup WhatsApp humas sekolah.

Dilansir dari Pos-Kupang.com, Martinus, salah satu orangtua murid merasa sangat kecewa terhadap perlakuan pendamping asrama yang menyiksa anak-anak dengan memaksa makan kotoran manusia.

"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku. Yang salah ditindak tegas. Bila perlu dipecat saja," ujar Martinus.

Baca Juga: Awalnya Cuma Dipacari, Lama-lama Siswi Ini Dijadikan Mesin Pemuas Nafsu Kepala Sekolahnya, Dipaksa Berhubungan Dari SD Hingga SMA

"Saya juga memutuskan untuk pindahkan anak dari sekolah ini. Biar pindah dan mulai dari awal di sekolah lain saja," kata dia.

Foto : Suasana setelah rapat bersama orang tua siswa dan pihak sekolah di aula Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (25/2020).
(KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS)

Foto : Suasana setelah rapat bersama orang tua siswa dan pihak sekolah di aula Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (25/2020).

Martinus mengatakan, secara psikologis anak-anak yang mendapat perlakuan kotor dari pendamping pasti terganggu jika terus bertahan di sekolah itu.

Sementara itu, pihak Seminari Bunda Segala Bangsa menggelar rapat dengan orangtua siswa terkait hal ini.

Baca Juga: Pembina yang Bertanggung Jawab Langsung Diperiksa Polisi, Kepala Sekolah SMPN 1 Turi Ngaku Tak Tahu Acara Susur Sungai yang Renggut Nyawa Murid-muridnya: Saya Baru Satu Setengah Bulan Menjabat

Namun, mereka enggan untuk berkomentar saat diwawancarai awak media. (*)

Source :Pos-kupang.com Kompas. TV

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x