Ia pun mempertanyakan mengapa di negeri yang mayoritas penduduknya muslim, seperti Indonesia, justru malah membuat fatwa yang melarang ibadah di masjid.
"Sepertinya ada yang keliru..?? Di negeri asalnya covid-19-cina, yg penganut paham komunis dan sebagian besar tdk beragama beramai-ramai mendatangi Masjid dan Belajar Berwudhu hingga mengikuti Sholat Berjamaah. Namun di negeri Mayoritas Muslim justru sebaliknya," tulisnya dalam unggahan akun @nurmantyo_gatot.
Gatot bahkan mengatakan bahwa di negara yang mayoritas muslim ini malah bagaikan menggaungkan phobia terhadap masjid.
Seakan-akan masjid adalah sumber penularan virus corona.
Pria 60 tahun itu juga mempertanyakan apakah sarana umum lain dan tempat ibadah umat beragama lain dianggap lebih aman ketimbang masjid.
"Seakan-akan Masjid sebagai Sumber Penularan Covid-19..?? Lalu apakah mall, lift sarana umum, gereja, vihara, temple, klenteng "lebih aman" daripada Masjid," tulisnya.
Mantan Panglima TNI itu pun menyarankan agar kita sebagai umat muslim belajar pada pengurus rumah ibadah lain yang tidak melarang umatnya untuk beribadah di sana.
"Kita harus belajar pd pengurus gereja, vihara & pura/klenteng itu yg Tak Pernah Ada Himbauan untuk Larang warganya untuk beribadah disana. Padahal disana mereka tidak pernah berwudhu," ujar pria 60 tahun itu.
Pria kelahiran Tegal 60 tahun lalu ini bahkan mempertanyakan siapa yang mengajak untuk tidak beribadah di masjid.