Disaat negara-negara lain melakukan lockdown demi menahan penyebaran SARS-CoV-2, di tempat-tempat yang padat dan miskin seperti India, banyak yang khawatir tindakan itu dapat memicu kerusuhan sosial.
Modi memerintahkan 1,3 Miliyar warganya untuk tinggal di rumah selama tiga minggu.
Namun jutaan dari mereka tinggal di daerah kumuh dengan lusinan anggota keluarga dan harus berbagi kamar.
Baca Juga: 'Kami Siap Bertempur di Garda Depan, Tapi Lindungi Peralatan Tempur Kami, Kalau Tidak Kami Mati'
Buruh migran telah memprotes aturan tersebut di seluruh India.
Pada hari Sabtu ribuan orang telah turun ke jalanan di negara bagian selatan Kerala, mengatakan bahwa mereka belum makan selama berhari-hari.
Pihak berwenang membubarkan kerumunan demi kebaikan, namun perintah itu diabaikan.
Hingga Minggu pagi, hanya satu dari 36 pemerintah negara bagian dan teritorial India, Uttar Pradesh, yang telah mengatur untuk membawa pulang para migran dan menugaskan sekitar 1.000 bus untuk menjemputnya.
Sementara mereka yang tidak kebagian bus, harus rela berjalan kaki untuk pulang.
PM Modi mengumumkan penguncian, yang mencakup larangan perjalanan antar negara bagian, dengan pemberitahuan hanya empat jam pada hari Selasa, meninggalkan populasi migran yang sangat besar terdampar di kota-kota besar.