Gunung Anak Krakatau adalah sisa sejarah panjang letusan Krakatau Purba yang berlangsung sejak abad ke-5, hingga letusan pada tahun 1883 yang hanya menyisakan Rakata, Panjang, dan Sertung.
Hampir setiap tahun, Gunung Anak Krakatau memperlihatkan aktivitas vulkanisme.
Pola letusannya pun kini tercatat semakin teratur sejak tahun 2008 lalu.
Letusan eksplosif dan efusi tersebut datang silih berganti setiap dua tahun sekali dan membentuk pola.
Sampai saat ini, “Tingkat aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau masih tetap pada level II,” ujar Dr Mirzam.
Namun, pernyataan yang berbeda justru diungkapkan oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG).
Melansir Kompas.com, PVMBG membantah bahwa suara dentuman itu berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.
Dilaporkan petugas di pos pengamatan Gunung Anak Krakatau tidak melaporkan suara dentuman.
"Di pos Gunung Anak Krakatau yang berada di Carita, Banten, dan di Kalianda, Lampung tidak melaporkan adanya suara dentuman," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gunung API PVMBG, Hendra Gunawan.
Ia enggan berkomentar soal netizen yang membahas fenomena dentuman itu di media sosial.