Berdasarkan cuitan Veronica Koman, JD meninggal tak lama setelah ia terjatuh akibat water cannon di depan sebuah restoran di Jayapura.
"An indigenous West Papuan, Justinus Dimara (35), has become the first victim to die in Indonesia from excessive force by police enforcing social distancing measures.
He died shortly after he was knocked off his feet by a water cannon in front of a restaurant in Jayapura today.
(Seorang warga Papua Barat, Justinus Dimara (35), telah menjadi korban pertama yang meninggal di Indonesia dari kekuatan yang berlebihan oleh polisi yang menegakkan tindakan jarak sosial.
Dia meninggal tak lama setelah dia terjatuh karena Water Cannon di depan sebuah restoran di Jayapura hari ini)," tulisnya melalui akun Twitter pribadinya.
An indigenous West Papuan, Justinus Dimara (35), has become the first victim to die in Indonesia from excessive force by police enforcing social distancing measures.
He died shortly after he was knocked off his feet by a water cannon in front of a restaurant in Jayapura today. pic.twitter.com/P09u7mlxOq
— Veronica Koman (@VeronicaKoman) May 25, 2020
Veronica Koman pun mengoreksi cuitannya.
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang kini jadi buron itu mengatakan bahwa JD bisa jadi bukan merupakan korban pertama akibat kekerasan aparat kepolisian.
Pasalnya, menurut Veronica Koman, sebelumnya terdapat dua orang asli Papua Barat di Intan Jaya, yakni Luter Zanambani dan Apinus Zanambani yang menghilang.
Keduanya dikabarkan menghilang sejak (21/4/2020) setelah mereka dibawa pergi oleh militer Indonesia untuk diselidiki terkait Covid-19.
Source | : | Twitter,Antara Papua |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar