Korban yang terjatuh kemudian dievakuasi ke RS AL Dr Soedibjo Sardadi untuk dilakukan penanganan medis, namun tidak tertolong dan meninggal dunia, ujar Kombes Kamal.
Akibat insiden tersebut, warga dan keluarga korban sempat memblokade ruas jalan di Hamadi yang menghubungkan jalan ke Entrop.
Lain hal dengan pernyataan polisi, Veronica Koman justru mengatakan hal yang berseberangan.
Seperti yang Gridhot lansir dari akun Twitter @VeronicaKoman, aktivis wanita itu mengatakan bahwa JD telah menjadi korban pertama yang meninggal di Indonesia.
Menurutnya, JD meninggal akibat dari kekuatan berlebih yang digunakan oleh aparat kepolisian dalam menegakkan tindakan jarak sosial.
Berdasarkan cuitan Veronica Koman, JD meninggal tak lama setelah ia terjatuh akibat water cannon di depan sebuah restoran di Jayapura.
"An indigenous West Papuan, Justinus Dimara (35), has become the first victim to die in Indonesia from excessive force by police enforcing social distancing measures.
He died shortly after he was knocked off his feet by a water cannon in front of a restaurant in Jayapura today.
(Seorang warga Papua Barat, Justinus Dimara (35), telah menjadi korban pertama yang meninggal di Indonesia dari kekuatan yang berlebihan oleh polisi yang menegakkan tindakan jarak sosial.
Dia meninggal tak lama setelah dia terjatuh karena Water Cannon di depan sebuah restoran di Jayapura hari ini)," tulisnya melalui akun Twitter pribadinya.