Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sewenang-wenang Klaim ZEE, Cara Licik Tiongkok Menangi Persaingan di Laut China Selatan Berhasil Dibongkar TNI AL, Berikut Rahasianya

None - Minggu, 31 Mei 2020 | 06:42
Benar-benar Kemaruk, China Sudah Keruk Habis-habisan Laut China Selatan Meski Bukan Pemilik Sah, Foto Satelit Ini
forbesimg.com

Benar-benar Kemaruk, China Sudah Keruk Habis-habisan Laut China Selatan Meski Bukan Pemilik Sah, Foto Satelit Ini

Gridhot.ID- Seperti yang diketahui hubungan Indonesia dengan China sempat memanas beberapa di awal tahun lalu.

Hal ini dikarenakan kapal-kapal China yang memasuki wilayah perairan Indonesia.

Saat itu yang menjadi masalah adalah di perairan Natuna.

Baca Juga: Kerap Dikompori Sang Ayah, Rupanya Ahmad Dhani Miliki Jiwa Pemberontak Sejak Kecil, Tolak Les Hingga Tak Sematkan Nama Orang Tuanya, Mantan Suami Maia Estianty: Saya Rebel

Belum lama ini bahkan panglima Komando Armada I TNI AL Laksamana Muda Muhammad Ali sempat memberikan fakta mengejutkan mengenai cara China memenangi pengendalian Laut China Selatan.

Dilansir Kompas.com, ia mengungkapkan kalau China membangun pulau buatan di perairan yang berdekatan dengan periran Natuna ini.

"Mereka bangun (pulau buatan) itu hanya dua-tiga tahun. Gerak cepat," ujar Ali dalam diskusi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/1).

Baca Juga: Pengakuan Mantan ART Nagita Slavina, Sebut Raffi Ahmad Tak Berani Kumpul dengan Keluarga Kapital, Kondisi Mama Rieta Usai Caca Tengker Pergoki Iparnya Main Serong dengan Ayu Ting Ting Akhirnya Terungkap

Lanjutnya, ia juga mengatakan kalau pulau tersebut dibuat dari karang yang ada di perairan Laut China Selatan.

Ali juga mengugkapkan kalau sejumlah pulau bahkan dibangun seperti kota hingga dijadikan pangkalan militer.

"Padahal, itu dari karang, mereka bisa bangun 3.000 meter.

"Itu semua pesawat bisa mendarat di situ.

"Dari bomber, fighter, kargo," ucap Ali.

Baca Juga: Watak Asli Terbongkar Karena Hal Ini, Betrand Peto Ternyata Tidak Terlalu Dekat dengan Sarwendah, Psikolog: Secara Mental Dia Banyak Mengantungkan Harapan pada Figur Ayah

Selain itu Ali juga mengaku sempat melakukan penyelidikan terhadap aktivitas di pulau tersebut.

Penyelidikan ini dilakukan lewat pemantauan satelit.

Dari penyelidikan inilah diketahui kalau pulau tersebut juga menjadi markas kapal-kapal coast guard milik China.

Baca Juga: Rela Gelontorkan Rp 1,3 Miliar untuk Gandeng Hotman Paris Jadi Pengacara, Aisyahrani Berhasil Bongkar Konspirasi Orang Terkenal yang Ingin Jatuhkan Syahrini: Teman-teman Nanti Akan Tahu!

"Itu mungkin bisa saja keinginan China itu untuk dijadikan garis pangkal militer.

"Meskipun itu bertentangan dengan hukum laut internasional," tuturnya.

Padahal Sudah Dipantau 4 Jet Tempur, Kapal-kapal China Masih Bandel Mondar-mandir di Laut Natuna, Saking Geramnya Jepang Sampai Lakukan Ini untuk Indonesia.

Sudah dikasih tahu tapi masih mengulang-ngulang lagi kesalahan, itu namanya ndablek alias bandel.

Istilah tersebut seperti pas disematkan kepada kapal-kapal China yang masih mondar-mandir di perairan Laut Natuna, Kepulauan Riau.

Kapal-kapal itu sejatinya sudah sempat melipir setelah kedatangan Presiden Joko Widodo di awal minggu kedua Januari ini.

Baca Juga: Kerap Diutangi Teman, Pria Berpenghasilan Rp 100 Juta Sebulan Ini Akhirnya Bangkrut, Sekarang Jadi Penjual Es Cincau Keliling Demi Menyambung Hidup

Mayor Mayor Jenderal Sisriadi juga bilang yang intinya sama saja.

Menurut pengintaian udara yang dilakukan TNI menunjukkan kapal-kapal China telah meninggalkan perairan di sekitar Natuna.

Dikutip dari South China Morning Post pada Kamis (9/1/2020), Jenderal Sisriadi mengungkapkan:

"Kapal-kapal China yang melakukan penangkapan ikan ilegal telah keluar dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) setelah Presiden Jokowi tiba."

Baca Juga: Ngeri-ngeri Sedap! Soeherto Sudah Prediksi Kondisi Indonesia di Tahun 2020, Sebut Negara Bisa Hancur Karena Hal Ini

Dalam jumpa pers yang dilakukan Kementrian Luar Negeri China, Gheng Suang bahkan sempat meminta Indonesia untuk tetap tenang menyikapi konflik Natuna.

Ia menyebutkan bahwa pemerintah China telah melakukan komunikasi mengenai permasalahan Natuna melalui saluran diplomatik.

Hal ini dilakukan demi menjaga hubungan baik kedua negara (Indonesia dan China)

Meskipun diidenifikasi sempat meninggalkan perairan Natuna, Pemerintah Indonesia terus memantau dan siaga atas Perairan Natuna.

KRI Usman Harun dan empat jet tempur bahkan dikerahkan TNI untuk meningkatkan patroli pengamanan laut Natuna di Kepulauan Riau.

Baca Juga: Ngeri-ngeri Sedap! Soeherto Sudah Prediksi Kondisi Indonesia di Tahun 2020, Sebut Negara Bisa Hancur Karena Hal Ini

Sayangnya, meski presiden telah berkunjung ke Natuna dan menegaskan bahwa Natuna adalah milik Indonesia, rupanya tak membuat China menjadi jera.

Diberitakan oleh Kompas TV pada Sabtu (11/1/2020), kapal China berada pada 180 Mil dari pantai Ranai Natuna.

Arogansi China atas Perairan Natuna dipantau oleh pesawat intai maritim Boeing 737 AI-7301.

Baca Juga: Rekam Jejak Pecatan TNI yang Tuntut Jokowi Mundur, Pernah Terlibat Pembunuhan Sadis La Gode, Warga Sipil yang Tewas Mengenaskan dengan Gigi dan Kuku Kaki Dicopoti

"Jumlahnya sekitar 30 KIA," kata Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan) Laksdya TNI Yudho Margono seperti dilansir akun facebook Puspen TNI, Sabtu (11/1/2020).

Mengetahui hal tersebut, Indonesia melakukan pengusiran terhadap kapal-kapal China dengan mengutus KRI Usman Harun, KRI John Lie dan KRI Satsuit Tubun yang juga berkoordinasi dengan Pangkogabwilhan 1.

Dikutip dari Kompas TV, Pangkogabwilhan 1 bahkan menekankan pada komandan Coast Guard China untuk paham mengenai hukum.

Pangkogabwilhan 1 menilai, harusnya China paham tentang hukum laut internasional dan tidak melewati batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang telah ditentukan.

Ditengah konflik China dengan Indonesia, Jepang hadir memberikan bantuan.

Baca Juga: Pak Wakil Walikota Tangsel Tertangkap Kamera Himpit-himpitan Bareng Orang-orang Berbaju Ungu, Kelakuan Benyamin Ikut Acara Halalbihalal di Tengah Wabah Corona Jadi Sorotan, Wakil Airin: Mohon Maaf...

Dalam pertemuan Strategic Dialogue RI-Jepang, di Jakarta, Jumat (10/1/2020), Jepang melalui Menteri Luar Negerinya, Motegi Toshimitsu menyampaikan bahwa mereka sepakat mengintensifkan kerja sama pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di 6 pulau terluar Indonesia.

“Khusus untuk Natuna, selain industri perikanan, Jepang akan membantu hibah kapal pengawas perikanan dan jajaki pengembangan industri pariwisata,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, sebagaimana dilansir di setkab.go.id pada Senin (13/1/2020).

Hal tersebut tentu disambut baik oleh pemerintah Indonesia.

Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut juga mengajak Jepang untuk berinvestasi membangun fasilitas perikanan di pulau-pulau terluar Indonesia, salah satunya di Natuna.

Baca Juga: Mau-mau Saja Diajak Bikin Perusahaan, Irwansyah Akhirnya Terseret Kasus Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang yang Dilakukan Wawan, Suami Zaskia Sungkar Menyusul Jennifer Dunn yang Lebih Dulu Jadi Saksi di Pengadilan

Melansir dari South China Morning Post, (13/1/2020), kapal China terdorong untuk berlayar sejauh itu (di perairan Natuna) untuk mencari tangkapan karena stok ikan di perairan dekat China semakin menipis.

Sementara itu, konflik klaim perairan Natuna antara China dan Indonesia masih terus memanas.

Hal ini juga dikhawatirkan akan berpengaruh besar terhadap hubungan Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.(*)

Artikel ini pernah tayang di Suar.grid.id dengan judul "Pantas Saja Suka Arogan dan Sewenang-wenang di Perairan Orang, TNI AL Akhirnya Bongkar Cara China Menangi Persaingan di Laut China Selatan"

Source : Suar.ID

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x