Saat kejadian, juru bicara kepolisian menerangkan anggota mereka tengah berpatroli di Kota Tua saat melihat Iyad, dan mengiranya membawa benda seperti pistol.
Saat itu, penegak hukum meneriakinya agar berhenti. Tapi, Iyad kemudian berlari. Saat dikejar itulah, dia kemudian ditembak dan tewas.
"Tidak ada senjata yang ditemukan di area itu setelah dilakukan penyisiran," kata kepolisian. Hasil autopsi menyatakan Iyad tertembak dua kali di dada.
Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saab Erekat, menyatakan kejahatan ini tidak akan diproses secara serius.
Kecuali, dunia berhenti memperlakukan Tel Aviv sebagai negara yang berada di atas hukum. Dia membandingkannya dengan pembunuhan George Floyd di AS.
Kematian Iyad membangkitkan kemarahan publik, di mana baik warga Palestina maupun Israel melakukan unjuk rasa di Yerusalem, Tel Aviv, maupun Jaffa.
Sebagian membawa poster bertuliskan "Keadilan untuk Iyad", maupun "Palestinian Lives Matter", meniru pergerakan Black Lives Matter di AS.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Autis di Palestina Ditembak Mati, Menhan Israel Minta Maaf".