"Saya pernah mendengar sesuatu yang terdengar seperti nama itu, tetapi kami tidak memilikinya di sini," Fatima Moalin, seorang penduduk kota Sakow di Somalia selatan, mengatakan kepada AP ketika dihubungi melalui telepon. "Muslim tidak mungkin mengidap hal seperti itu."
Lainnya di pedesaan Somalia, terutama di daerah-daerah yang dipegang oleh kelompok ekstremis al-Shabab yang terkait al-Qaeda, telah menolak keberadaan virus tersebut.
Pihak berwenang Somalia mengutip akses internet terbatas, kampanye kesadaran terbatas dan bahkan pembatasan ekstremis pada komunikasi dengan dunia luar.
Mereka yang mengetahui kabar tentang virus corona sebagian besar mendapatkannya berkat siaran radio, dari mulut ke mulut dan pesan yang diputar oleh layanan telepon seluler.
"Perlahan informasinya sudah sampai di sana," kata Bean.
Somalia, dengan salah satu sistem kesehatan terlemah di dunia, kini memiliki lebih dari 2.800 kasus positif virus corona.(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Tak Tahu Covid-19, Tak Tahu Negara yang Ditujunya Juga Sedang Perang, Inilah Kisah para Imigran di Rute Migrasi Paling Berbahaya di Dunia"
Komentar