Mereka merayap ke belakang menuju kendaraan tempur APC bersama-sama dengan dua personel tentara Malawi.
Di saat suasana genting, beruntungnya tentara Malawi mengerti bahasa lokal dan bisa membuka kendaraan tempur APC.
"Kalau mereka menggunakan bahasa Inggris kemungkinan tidak bisa dibuka. Jadi, APC berhasil dibuka, masuk ke dalamnya. Setelah dihitung, ternyata masih ada ketinggalan, yakni Serma Rama," ujarnya.
Kemudian, prajurit TNI berteriak dan meminta agar Serma Rama dijemput. Sebab, ketika terjadi serangan Serma Rama tak bisa melarikan diri karena terkena tembak.
"Anggota kita minta tolong kepada team leadernya Malawi supaya dijemput kembali. Dalam waktu 10 menit Sersan Mayor Rama Wahyudi sudah tidak sadarkan diri," kata Victor.
Kelompok milisi kemudian merampok seluruh perlengkapan perorangan mulai dari senjata, vest jaket, dan helm.
“Alat pengamannya diambil semuanya oleh milisi,” katanya.
Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco, Letkol Czi M P Sibuea, sebelumnya mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB).
Logistik itu diketahui diperuntukkan bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan jembatan Halulu sebagai sarana pendukung masyarakat setempat.