Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Minta Berhentikan 1 Menteri yang Bermasalah, Sosok Ini Sebut Nama Luhut Binsar Pandjaitan: Sebagai Masukan Untuk Presiden

Desy Kurniasari - Kamis, 02 Juli 2020 | 13:42
Ustaz Haikal Hassan
Instagram @kopiabehaikalshow

Ustaz Haikal Hassan

Gridhot.ID - Publik kini tengah ramai memperbincangkan wacana Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pasalnya, Jokowi telah memberikan sinyal akan melakukan perombakan kabinet.

Bagaimana tidak?

Baca Juga: Jokowi: Datang-datang Bawa Rapid Test, Sosialisasi Dulu ke Masyarakat!

Sang Kepala Negara menganggap bahwa sejumlah menteri tidak responsif dan tidak kinerja mereka dianggap tidak maksimal.

Sikap Jokowi yang tampak kesal dan marah terhadap kinerja menteri kabinet dalam menangani virus Corona memang menjadi perhatian publik beberapa hari ini.

Pernyataan Jokowi tersebut mendapatkan banyak pihak.

Baca Juga: Habis Jadi Sorotan Jokowi, Terawan Baru Akan Kirim Tim Medis ke Jawa Timur, Ketua Gugus Tugas: Dokter Sudah Dihimpun oleh Bapak Menteri

Salah satunya dari Ustaz Haikal Hassan Baras.

Bahkan, ustaz Haikal mengusulkan agar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan digantikan dengan Rizal Ramli.

"Presiden ancam reshuffle, Ambil suara yuuk ... 1 org usul berhentikan 1 menteri yg bermasalah dg kinerja dan cara komunikasi. Lalu, usulkan dg nama menteri baru. Saya usul: Menko LBP diganti @RamliRizal

Usulan milikmu? (Akan dikumpulkan sbg masukan utk Presiden)," tulis ustaz Haikal di akun twitternya, Rabu (1/7/2020).

Baca Juga: Pikul Perintah Besar Jokowi, Erick Thohir Siap Jadi Raja Tega, Tegas Rontokkan Puluhan Perusahaan BUMN: Kami Ingin Mapping yang Jelas!

Pandangan pengamat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah pada para menterinya mendapatkan perhatian dari banyak kalangan.

dikutip dari Tribunnews.com, Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pada saat menunjukkan kemarahannya itu, pada saat sama Jokowi mengakui kegagalannya dalam memimpin.

Pangi pun mengibaratkannya seperti menepuk air di dulang, yang akhirnya terpercik ke muka sendiri.

Baca Juga: Amarah Jokowi Buat Kaki Tangannya Ketar-ketir, Sadar Diri Ancaman Sang Presiden Makin Nyata, Johan Budi Langsung Pasang Badan Buat Tito Karnavian: Pak Mendagri Tidak Direshuffle!

"Yang dipertontonkan di ruang publik ibarat menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri."

"Ini adalah dagelan politik yang sedikit agak memalukan."

"Pada saat yang sama sebetulnya presiden mengonfirmasi atau membuat pengakuan atas kegagalannya dalam memerintah atau memimpin lewat kinerja menterinya yang inkompeten," kata Pangi pada Tribunnews.com, Selasa (30/6/2020).

Di sisi lain, Pangi menyebutkan, kemarahan pejabat di ruang publik seringkali dijadikan sebagai alat politik.

Menurutnya, momen kemarahan tersebut bisa menjadi kesempatan bagi Jokowi untuk 'cuci tangan'.

Baca Juga: Amarah Presiden Meledak Gara-gara Kelakuan Kaki Tangannya Sendiri, Wakil Ketua Gerindra Akui Sangat Paham dengan Apa yang Dialami Pemimpinnya: Jokowi Tahu Menteri Mana yang Lelet Kerjanya

"Ini adalah kesempatan bagi Jokowi untuk terus memposisikan dirinya terlihat 'cuci tangan bersih'."

"Sementara, pihak yang paling layak disalahkan atas ketidakmampuannya dalam menjalankan roda pemerintahan adalah para menteri yang tidak becus bekerja, bukan dirinya sebagai presiden," ujarnya.

Pangi juga menilai, kemarahan presiden merupakan bentuk strategi untuk menggeser perhatian publik, yang semula berfokus pada kelemahan kepemimpinan presiden.

Baca Juga: Jokowi Ngamuk Sampai Ancam Reshuffle, Menkes Jadi Bulan-bulanan Sampai Kinerjanya Dikuliti Habis-habisan, Pengamat Bongkar 4 Sektor Ini Jadi Sorotan Kemarahan Sang Presiden

Setelah kemarahan tersebut, menurut Pangi, masyarakat lebih menyoroti para menteri dalam menilai kegagalan pemerintah.

"Setelah pidato presiden dengan judul lagu lama 'jengkel' tersebut, kini kelemahan serta kegagalan pemerintahan mulai bergeser ke pembantu presiden, akibat ulah menterinya yang amburadul."

"Harapannya desain tekanan publik dari awalnya mempersalahkan presiden bergeser menyalahkan menteri," tutur Pangi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi tampak meluapkan kemarahannya pada para menteri di Sidang Kabinet Paripurna, yang digelar di Istana Negara, Kamis (18/6/2020) lalu.

Kinerja para menteri buruk, Presiden Jokowi merasa jengkel
YouTube/ Sekretariat Presiden

Kinerja para menteri buruk, Presiden Jokowi merasa jengkel

Baca Juga: Pikirannya Sudah Kemana-mana, Jokowi Jengkel Ada Menteri Tak Cepat Tanggap Tangani Krisis Corona: Apapun Akan Saya Lakukan untuk 267 Juta Rakyat Kita!

Video kemarahan presiden tersebut kemudian sampai pada publik setelah dipublikasikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Dalam rekaman video tersebut, Jokowi terdengar berbicara dengan nada tinggi pada para menterinya.

Presiden menilai, sejumlah anggota kabinetnya belum memiliki perasaan yang sama dalam menghadapi situasi pandemi Corona (Covid-19) saat ini.

Baca Juga: Biasa Sabar dan Tenang, Jokowi Hilang Kontrol Mencak-mencak ke Para Menteri, Amarahnya Meledak Bahas Kelakuan Kaki Tangannya yang Santai Hadapi Pandemi: Ini Apa nggak Punya Perasaan? Kerja Masih Biasa-biasa Saja!

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja."

"Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi dengan nada tinggi.

Jokowi pun menyinggung perihal penyerapan anggaran kementerian.

Satu di antaranya yaitu terkait anggaran kesehatan yang sudah dianggarkan sekitar Rp 75 triliun, namun baru cair sebesar 1,53 persen.

Selain itu, Jokowi juga menyebutkan bahwa penyaluran bantuan sosial serta stimulus UMKM yang belum optimal.

Baca Juga: Terawan Disuruh Mundur, Jokowi Langsung Pasang Badan, Sang Presiden Beberkan Tugas Berat Menkes yang Buatnya Jarang Muncul Lagi: Tidak Ada yang Sempurna di Dunia Ini

Lantas, Jokowi pun mengancam reshuffle hingga pembubaran lembaga atau institusi negara yang tidak produktif.

Penjelasan Istana Terkait Video Kemarahan Jokowi yang Baru Diunggah Setelah 10 Hari Sidang Kabinet Paripurna

Diberitakan Kompas.com, Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sektretariat Presiden Bey Machmudin mengungkapkan, pihaknya memiliki alasan mengapa baru menggunggah video itu 10 hari setelah rapat paripurna berlangsung.Menurut Bey, video itu awalnya tak akan dirilis karena sidang paripurna bersifat internal atau tertutup.

Wartawan pun tidak diperbolehkan untuk meliput.

Baca Juga: Dipandang Bak Superhero hingga Buat Khofifah Terkagum-kagum, Kebiasaan Susi Pudjiastuti Nyebur Laut Justru Jadi Bahan Ledekan Presiden Jokowi, Simak Cerita Kocak Dibaliknya

Menurut Bey, video itu awalnya tak akan dirilis karena sidang paripurna bersifat internal atau tertutup.

Wartawan pun tidak diperbolehkan untuk meliput.

"Karena awalnya Sidang Kabinet Paripurna tersebut bersifat intern," kata Bey, Minggu (28/6/2020).

Presiden Jokowi.
Tribunnews/Republika

Presiden Jokowi.

Namun, Biro Pers Istana menilai pernyataan Presiden dalam rapat tertutup itu penting untuk dipublikasikan.

Menurutnya, ada banyak hal baik dan bagus yang perlu diketahui publik.

Baca Juga: Tembus 11.000 Kasus, Jawa Timur Lampaui Ibu Kota dalam Jumlah Tertinggi Kasus Corona, Presiden Jokowi Cuma Bisa Bilang Begini

Oleh karena itu, pihak biro pers meminta izin kepada Presiden Jokowi untuk merilis video tersebut.

"Kami meminta izin kepada Bapak Presiden untuk mempublikasikannya. Makanya baru dipublish hari ini," kata dia

Bey pun beralasan butuh proses panjang dan teliti untuk mempelajari video itu sehingga menghabiskan waktu sampai sepuluh hari.

Baca Juga: Rogoh Kocek Belasan Juta, Begini Penampakan Kue Uang Tahun Chef Arnold untuk Jokowi, Bertabur Oreo Supreme yang Harganya Super Mahal

"Kami pelajarinya agak lama juga, pelajari berulang-ulang," ujarnya.

Istana Sebut Jokowi Sudah Berulang Kali Ingatkan Para Menteri

Kepala Staf Kepresiden Moeldoko menyebut, Presiden Jokowi telah berulang kali memperingatkan para menterinya untuk bekerja lebih keras di masa krisis akibat pandemi Covid-19 ini.

Akan tetapi, menurut Moeldoko, hasil yang signifikan dari kinerja para menteri belum juga terlihat.

Oleh karena itu, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020) lalu, Jokowi pun memberikan peringatan yang lebih keras, bahkan dengan nada bicara yang meninggi.

Baca Juga: Dapat Ancaman Bakal Diunfollow, Baim Wong Ketahuan Edit Caption Ucapan, Suami Paula Verhoeven Ralat Postingan untuk Presiden Jokowi

Moeldoko mengatakan, Jokowi khawatir melihat sejumlah menteri masih menganggap situasi saat ini masih normal.

"Presiden khawatir para pembantu ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan. Ini peringatan ke sekian kali," kata Moeldoko, seperti yang diberitakan Kompas.com, Senin (29/6/2020).

"Maka penekanan kali ini lebih keras dari sebelumnya," sambungnya.

Baca Juga: Gerak Cepat Hilangkan Corona, Indonesia Buka Sayembara Bagi Siapa Saja yang Bisa Temukan Vaksin Corona, yang Paling Manjur Bakal Dapat Hadiah Luar Biasa Ini dari Pemerintahan Jokowi

Moeldoko menambahkan, Jokowi ingin para menterinya memiliki semangat yang sama dalam mengatasi pandemi virus corona.

Karenanya, kerja yang luar biasa sangat diperlukan dalam menghadapi kondisi negara yang sedang krisis ini.

"Peringatannya adalah ini situasi krisis yang perlu ditangani secara luar biasa."

"Penanganan tidak cukup biasa-biasa, linear. Tapi seorang pemimpin dari lembaga harus ambil langkah efektif, efisien, dan tepat sasaran," kata Moeldoko.

Baca Juga: Pernah Jadi Rival Panas, Prabowo Subianto Tetap Ucapkan Doa untuk Jokowi yang Ulang Tahun ke-59, Menhan: Semoga Selalu Diberikan Berkah...

Moeldoko menyebutkan, sejak awal Presiden Jokowi ingin penanganan Covid-19 diprioritaskan kepada sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi.

Akan tetapi, nyatanya, penanganan di tiga sektor tersebut masih lemah.

Di bidang kesehatan contohnya, Jokowi melihat dana yang terserap baru 1,53 persen dari total anggaran Rp 75 triliun.

Baca Juga: Hampir Galak Setelah Divonis Bersalah Gara-gara Blokir Internet Papua, Presiden Jokowi Akhirnya Batal Ajukan Banding ke Pengadilan, Stafsus: Lebih Baik Diarahkan Kepada Hal yang Lebih Penting

Di bidang kesehatan contohnya, Jokowi melihat dana yang terserap baru 1,53 persen dari total anggaran Rp 75 triliun.

Selain itu, penyaluran bantuan sosial serta stimulus ekonomi bagi usaha kecil, mikro, dan menengah juga belum optimal.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judulWacana Reshuffle Kabinet, Ustaz Haikal Hasan Usul Menko Luhut Binsar Pandjaitan Diganti Rizal Ramli(*)

Source :Wartakotalive.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x