Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Virus corona atau covid-19 mewabah di seluruh dunia.
Hingga pada akhirnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan adanya pandemi global.
Hingga kini virus corona di Indonesia masih terbilang cukup tinggi.
Secara global Indonesia saat ini menduduki urutan ke-26 jumlah kasus covid-19.
Melansir Kontan.co.id, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers, mengatakan, update hingga Rabu (15/7/2020) ada tambahan 1.522 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia, sehingga total menjadi 80.094 kasus positif.
Bila dilihat sebaran kasus terkonfirmasi positif hari ini, jumlah penambahan kasus tertinggi hari ini di Jawa Tengah sebanyak 261 kasus baru dan melaporkan sembuh 120 orang. DKI Jakarta ada 260 kasus baru dengan 193 sembuh. Jawa Timur melaporkan 165 kasus baru dan 521 kasus sembuh.
Kasus positif corona di Indonesia terbanyak ada di Jawa Timur, yaitu 17.395 kasus. Lalu DKI Jakarta dengan 15.324 kasus positif corona.
Kemudian Sulawesi Selatan dengan 7.294 kasus positif corona, Jawa Tengah dengan 5.914 kasus positif corona, dan Jawa Barat 5.310 kasus positif corona.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengingatkan pemerintah, bahwa kasus Covid-19 bisa mencapai 120.000 pada peringatan HUT RI, 17 Agustus.
Ia mengatakan, pada awal pandemi mulanya butuh dua bulan untuk penambahan 10.000 kasus.
Saat ini, ia menghitung hanya butuh tujuh hari untuk penambahan 10.000 kasus, sebab per hari rata-rata terjadi penambahan di atas 1.000 kasus.
"Sekarang hanya butuh waktu tujuh hari untuk kita bertambah lagi 10.000. Karena itu saya perkirakan akhir juli ini akan mencapai angka 100 ribu," kata Kalla melalui keterangan tertulis, Rabu (15/7/2020).
"Dan pada tanggal 17 Agustus jumlah penderita Covid di Indonesia akan mencapai 120.000 kalau tidak ada intervensi yang keras," lanjut Kalla.
Kalla menambahkan, penularan Covid-19 berlangsung semakin cepat sehingga perlu intervensi pemerintah yang lebih tegas.
Untuk itu, Kalla mengatakan, cara paling efektif untuk menghambat penularan wabah Covid-19 adalah mengurangi pergerakan orang dan mematikan virus dengan cara melakukan penyemproran disinfektan.
Ia berharap pemerintah melakukan intervensi yang lebih tegas dalam membatasi pergerakan orang dan melakukan penyemprotan disinfektan kembali secara masif.
“Saya kira tidak ada cara yang paling efektif membendung wabah ini selain mengurangi pergerakan orang. Mengenai caranya terserah pemerintah. Dan tentunya PMI tetap membantu dengan melakukan penyemprotan disinfektan, karena hanya itu cara mematikan virus tersebut," ucap mantan Wakil Presiden itu.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona di masyarakat yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah.
Berdasarkan data pemerintah hingga Selasa (14/7/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.591 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan kini ada 78.572 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. (*)