Gridhot.ID - Keterlibatan China dalam beberapa konflik menyebabkan beberapa negara berdiri untuk menentang China, menjadi musuhnya.
Kini, tampaknya penentang China bertambah satu lagi, yakni Filipina, setelah sebelumnya kedua negara sempat mengalami masa keemasan dalam persahabatan mereka.
Pada masa-masa awal Presiden Filipina menjabat, Rodrigo Duterte membalikkan dekade kebijakan luar negeri dengan mengubah arah keberpihakan negaranya dari sekutu lama AS dan berputar menuju China.
Pejabat China dan Filipina menyatakan 'masa emas' dalam hubungan mereka.
Tetapi, empat tahun kemudian, masa emas itu bisa berakhir, menurut pengamat regional.
Melansir SCMP, Sabtu (25/7/2020), meningkatnya invasi militer China di Laut China Selatan dan janji-janji investasi yang tidak terpenuhi, ditambah dengan pandangan buruk publik di Filipina tas penanganan China terhadap virus corona, telah menuntun pemerintahan Duterte untuk memikirkan kembali hubungannya dengan Beijing.
Pada bulan Juni, membalikkan keputusan sebelumnya untuk membatalkan Perjanjian Kunjungan Pasukannya dengan AS.
Pada bulan yang sama, Filipina menyelesaikan pembangunan jalur pantai di sebuah pulau di rantai Spratly Laut China Selatan yang disengketakan.
Komentar