Fajar juga membantah, anggapan Perang Sepehi adalah perang saudara.
Sementara itu, penulis buku Geger Spehi Lilik Suharmajin membenarkan adanya perang yang terjadi pada 1812 itu mengakibatkan Beteng Lor Wetan runtuh.
"Inggris menjajah India, orang-orang India dijadikan tentara bayaran. Tahun 1811 menyerang Palembang dan tahun 1812 menyerang Jawa. Saat itu jawa dikuasai Daendels (Gubernur Jenderal Hindia Belanda), karena Daendels kalah lalu jenderal dijabat Jensen, Inggris menguasai Jawa," jelasnya.
Lilik membenarkan, akibat Perang Sepehi terjadi perampasan manuskrip, karya-karya intelektual dan perhiasan.
"Setelah perang karya-karya intelektual Keraton Yogyakarta habis dijarah semua, setelah perang mereka menjarah dengan pedati, dipanggul," katanya.
Namun, Lilik meragukan adanya 57.000 ton emas yang turut dijarah dalam perang tersebut.
"Selama meneliti itu tidak ada, jadi yang dijarah adalah uang, manuskrip atau kekayaan intelektual, dan perhiasan milik Ratu Kencana Wulan, istri tercinta HB II," katanya.
Terkait wacana keluarga trah HB 2 untuk mengembalikan manuskrip, Dia mempertanyakan apakah fasilitas sudah disiapkan untuk merawat manuskrip tersebut.
"Mereka menganggap manuskrip adalah sesuatu yang penting, makanya dijaga dengan memerhatikan suhu udara agar tidak rusak. Apakah sudah siap dengan fasilitasnya," ucapnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga HB II Tuntut Pemerintah Inggris Minta Maaf dan Kembalikan Emas Jarahan".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar