Gridhot.ID- Ingatan Alis mengenai keluarganya di Timor Leste sudah memudar.
Alis diambil oleh seorang tentara Indonesia saat masih berusia delapan tahun.
Lalu, suatu hari datanglah seseorang mencari dirinya.
"Hati saya hancur karena telah meninggalkan ibuku di gereja," ujar Alis.
"Saya merasa bersalah sebab bila saya tak meninggalkannya, mungkin saya akan berada di sisinya saat beliau meninggal dunia."
"Mungkin saja saya beruntung dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Namun ibu dan ayah, yang telah kehilangan anaknya, tentu saja sangat menderita."
Di bawah bayang-bayang gedung Gereja Katolik berdinding cerah di Ainaro, Timor-Leste, Kalistru beranjak menuju jalan desa.
Dia masih kanak-kanak berusia delapan tahun.