Dasco menyatakan bahwa apapun langkah dan sikap politik Partai Gerindra adalah mekanisme partai yang telah disepakati bersama.
"Pendapat itu boleh-boleh saja, tetapi kita Gerindra punya mekanisme sendiri dan mekanisme itu diatur sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai Gerindra," kata Dasco.
"Ya kalau Pak Slamet Maarif mengatakan Pak Prabowo sudah selesai, mungkin berbeda pendapat dengan kader Partai Gerindra. Kami juga menghargai apabila kemudian Pak Slamet Maarif berpikir untuk membuat partai sendiri," imbuhnya.
Selain itu, Dasco juga menanggapi bahwa usulan Slamet Maarif untuk mencalonkan kader muda di Gerindra tidak sesuai dengan apa yang diputuskan partai.
Dasco menegaskan pencalonan dari Gerindra mengikuti mekanisme yang setelah ditetapkan oleh majelis partai berlambang kepala burung garuda itu.
"Pendapat dari Pak Slamet Maarif kawan saya itu tidak segaris dengan apa yang sudah diputuskan oleh mekanisme di Partai Gerindra," terangnya.
Dan lagi-lagi, Dasco tetap memberikan pilihan kepada PA 212 untuk membentuk parpol sendiri agar bisa mengusung Capres dan Cawapres sesuai selera mereka sendiri.
"Mungkin dengan membuat partai sendiri partai tersebut bebas kemudian untuk mengusung aspirasinya, apakah mengusung A, si B ya silakan saja. Tapi kalau dari Gerindra itu sudah melalui mekanisme yang ada," tegasnya.
Sementara politikus senior Gerindra, Mulyadi menjelaskan alasan para pengurus meminta kembali Prabowo maju di Pilpres 2024.