Banyak warga Teheran merasa baik Demokrat maupun Republik tidak mampu melakukan negosiasi seperti yang diharapkan Iran.
Kesepakatan yang dilakukan oleh Mantan Presiden Barack Obama telah mengecewakan Iran cukup dalam, dan itu membuat pejabat Iran akan terapkan kewaspadaan tinggi dan pengecekan latar belakang dalam mengadapi Presiden AS yang pro-diplomasi.
Dengan kata lain, justru menghadapi Iran setelah pemerintahan Trump akan lebih sulit daripada menghadapi Iran sebelum pemerintahan Trump, bahkan walau Teheran sudah menerima pengurangan tekanan ekonomi AS.
Dalam pidato paling barunya pada 31 Juli lalu, Perdana Menteri Ayatollah Ali Khamenei mengulangi ucapannya yang menolak negosiasi dengan AS.
"Negosiasi berarti mengabaikan kekuatan regional kita, industri nuklir dan kekuatan militer, jika kita lakukan itu semua, akan ada sanksi," ujarnya.
Penjelasan Khamenei menyangkup alasan kunci strategis di balik alasannya menolak diskusi dengan AS.
Baca Juga: Beredar Foto Jerinx SID di dalam Bui, IDI Bali Ngaku Mengapresiasi Langkah Polisi
Dalam bahasanya, bahkan walaupun Teheran patuh dengan permintaan Washington, AS tetap akan melunjak dan menuntut hal baru.
Khamenei tidak secara langsung sebutkan Biden atau partai Demokrat AS, tapi orang-orang di sekitarnya yang lebih berani berbicara sebutkan nama-nama itu.
Komentar