GridHot.ID - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw memastikan dua kasus pembunuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Selasa (18/8/2020) saling berkaitan.
Kasus pembunuhan itu menyebabkan dua kelompok warga saling serang di Kampung Meagama, Distrik Hubikosi, tepatnya di lokasi pembunuhan korban Ismail Elopere (40), yang merupakan kepala Kampung Meagama.
"Pada hari ini, Rabu (19/8/2020), ada kejadian saling serang antara warga. Akibatnya sampai sore ini ada 10 honai terbakar dan tidak ada korban jiwa," kata Kapolda Papua, Paulus Waterpauw di Jayapura, Rabu (19/8/2020).
Paulus mengatakan, situasi di lokasi kejadian sudah kondusif karena aparat gabungan TNI-Polri menyekat pergerakan kedua massa tersebut.
Paulus mengatakan, polisi belum menangkap satu pun pelaku dalam dua kasus pembunuhan yang menewaskan Ismail Elopere dan Yarius Elopere (25).
Polisi, kata dia, fokus melerai dua massa tersebut agar bentrokan tak berlarut.
"Belum ada warga yang diamankan karena aparat fokus melerai kedua kelompok dan petugas tetap stand by untuk menjaga kemungkinan lain," kata dia.
Aksi balas dendam
Jenderal bintang dua itu menjelaskan duduk perkara kasus pembunuhan yang menewaskan Ismail Elopere dan Yarius Elopere (25) di Wamena pada Selasa (18/8/2020).
Awalnya, seorang warga Kampung Meagama bernama Kalolik hilang sejak Juli 2020. Belakangan, Kalolik ditemukan tewas pada Selasa (18/8/2020).
Sejumlah orang yang memiliki hubungan dengan Kalolik menyimpulkan pembunuhan itu dilakukan warga sekitar.
"Dicurigai (Kalolik) dibunuh oleh warga sekitar, sehingga mereka mengambil langkah sendiri dengan melakukan pembalasan kepada kepala kampung Ismail Elopere," kata dia.
Ismail ditemukan tewas di Jalan Trans Wamena-Tiom, Kampung Meagama, Distrik Hubukosi, sekitar pukul 17.05 WIT.
Setelah itu, kelompok warga yang memiliki hubungan dengan Ismail juga memutuskan balas dendam.
"Akibat tindakan itu ada pembalasan kepada Yarius," kata Paulus.
Yarius Elopere (25) ditemukan tewas di Jalan Safri Darwin, tepatnya di depan Gahara-Wamena sekitar pukul 19.30 WIT.
Paulus mengimbau para tokoh adat bisa menahan diri dan memberi waktu kepada penegak hukum untuk mengungkap kasus tewasnya Kalolik.
"Pimpinan adat diimbau bisa menahan diri karena dugaan pertama hilang dan tewasnya Kalolik belum tentu benar karena ada laporan bahwa korban memiliki gangguan jiwa," kata dia.
Dua terluka
Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, memastikan kondisi di Kampung Meagama sudah berangsur kondusif.
Selain ada honai yang terbakar, terdapat korban luka di kedua kelompok yang bentrok tersebut.
"Ada dua orang yang kena luka panah, yang satu kena di kaki dan yang satu di bahu. Mereka sekarang sudah dibawa ke RSUD Jayawijaya," kata Candra.
Sebelumnya diberitakan, dua kasus pembunuhan terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, pada Selasa (18/8/2020).
Dua kasus itu terjadi dalam waktu dan lokasi yang berdekatan.
Jarak lokasi pembunuhan pertama dan kedua sekitar lima kilometer.
Sedangkan, rentang waktu pembunuhan pertama dan kedua sekitar dua setengah jam.
Dua kasus pembunuhan dalam sehari
Dua kasus pembunuhan terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, pada Selasa (18/8/2020).
Dua kasus itu terjadi dalam waktu dan lokasi yang berdekatan.
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal menyebutkan, kasus pembunuhan pertama terjadi di Jalan Trans Wamena-Tiom, Kampung Meagama, Distrik Hubikosi, pada pukul 17.05 WIT.
Korban bernama Ismail Elopere (40) diduga tewas karena penganiayaan.
"Diduga (pembunuhan) dilakukan oleh tiga orang warga masyarakat yang belum diketahui identitasnya," ujar Kamal di Jayapura, Rabu (19/8/2020).
Menurut Kamal, korban sedang dalam perjalanan menuju kampung dari wilayah kota.
Namun, korban dicegat terduga pelaku dan menganiaya korban.
Setelah menganiaya korban sampai tewas, pelaku melarikan diri.
"Pukul 17.10 WIT, saksi bernama Esi Kossay yang melintas di TKP (tempat kejadian perkara) melihat korban."
"Selanjutnya memberitahukan ke Klinik Yonif 756/WMS dan memberitahukan ke keluarga di Kampung Meagama dan melaporkan ke Mapolres Jayawijaya," kata dia.
Mendapatkan laporan itu, personel gabungan Polres Jayawijaya bersama Dokter Klinik Yonif 756/WMS langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Setelah melakukan olah TKP, mereka mengevakuasi korban ke RSUD Wamena.
Kasus pembunuhan kedua
Sementara kasus pembunuhan kedua terjadi di Jalan Safri Darwin, tepatnya depan Gahara–Wamena sekitar pukul 19.30 WIT.
Sekitar lima kilometer dari lokasi kasus pertama.
"Telah terjadi tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan korban Yarius Elopere (25 tahun) meninggal dunia yang diduga dilakukan oleh lima orang warga masyarakat yang belum diketahui identitasnya," kata Kamal.
Awalnya, saksi berinisial AS dan Ay sedang melayani pembeli di toko pakaian di Jalan Safri Darwin sekitar pukul 19.20 WIT.
Mereka melihat lima orang menggenakan masker turun dari mobil.
Lima orang itu berjalan ke arah korban yang berdiri di depan kios pakaian.
"Kelima orang tersebut selanjutnya langsung melakukan tindakan penganiayaan terhadap korban secara bersama-sama dengan menggunakan, palu, potongan besi, dan parang," jelas Kamal.
Akibat penganiayaan tersebut, korban Yairus Elopere meninggal di lokasi kejadian.
Selanjutnya saksi melaporkan kasus tersebut ke Penjagaan Polres Jayawijaya.
Mendapat laporan tersebut, personel Pores Jayawijaya langsung mendatangi TKP.
Korban dievakuasi ke RSUD Wamena untuk menjalani visum.
Belum tentu berhubungan
Saat ditanya apakah kedua kasus pembunuhan itu berhubungan, Kamal belum bisa memastikannya.
Kasus ini, kata dia, masih didalami polisi.
"Saat ini kasus tersebut masih didalami dan aparat bersama pemerintah daerah tengah melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan agama agar kasus ini tidak melebar," kata dia.
Kamal pun memastikan situasi di Wamena kondusif saat ini.
Ia meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi bila mendengar isu-isu terkait kedua kasus tersebut.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul "Wamena Memanas, Warga Saling Serang di Kabupaten Jayawijaya Akibat Kasus Pembunuhan"
(*)