"Orang tersebut seperti meledek, cukup tukang jahit dan ketua RW yang menantang Gibran," ungkap Refly.
Menurut Refly, tak ada yang berani melawan Gibran selain pasangan Bajo mengingat Solo merupakan kota asal Jokowi.
Terlebih lagi, Solo juga memiliki basis suara dari PDI-P.
"Yang berani orang biasa saja. Satu tukang jahit, satu kepala RW yang kita tahu kekuatan ekonominya seperti apa," kata Refly.
"Untuk memenangkan kontestasi pilkada, kalau tidak ada sentimen yang luar biasa, rasanya berat. Apalagi ini di 'kandang banteng' dan di halaman presiden," lanjutnya
Lolosnya pasangan Bajo ini pun membuat Refly berpikir tentang adanya konspirasi.
"Jadi saya malah berpikir pakai konspirasi teori jadinya," ungkap Refly.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar