Gridhot.ID-Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Trenggono mengungkap tujuan pendidikan militeradalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa nggak cuma bisa kreatif dan inovatif aja, melainkan juga cinta bangsa dan negara dalam kehidupannya sehari-hari.
"Nanti, dalam satu semester mereka bisa ikut pendidikan militer, nilainya dimasukkan ke dalam SKS yang diambil. Ini yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan," kata Trenggono dalam keterangan yang diterima pada Minggu (16/8/2020).
Namun adanya rencana pendidikan militer bagi mahasiswa menimbulkan polemik untuk beberapa kalangan.
Ada yang nggak setuju, datang dari Komisi X DPR sampe kritik pengamat.
Dikutip Gridhot.ID dari Tribunnews, sejumlah tanggapan dari berbagai pihakpun bermunculan.
1. Belum Perlu
Komisi X DPR nggak setuju dengan usulan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang menginginkan pendidikan militer bagi mahasiswa dalam satu semester.
Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf mengatakan, setiap universitas pada saat ini difokuskan menjalankan program Kampus Merdeka, di mana mahasiswa diberikan prodi magang kerja selama tiga bulan.
"Jadi saya nilai belum perlu pendidikan militersatu semester yang nantinya tinggal dibarak. Ini memberatkan mahasiswa nantinya," ujar Dede saat dihubungi, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Menurut Dede, program Bela Negara dapat diterapkan kepada mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), misalnya pada kegiatan Pramuka maupun Resimen Mahasiswa (Menwa).
"Di dalam Pramuka kan sudah diajarkan mencintai negara, membela negara. Jadi nantinya setiap mahasiswa pada semester pertama diwajibkan untuk ikut UKM itu," papar Dede.
Ia menyebut, nantinya UKM tersebut tetap di bawah rektor masing-masing kampusdan programnya dapat diisi oleh Kemenhan, tetapi kegiatannya nggak perlu dibarak.
"Yang mengajarkan senior-seniornya di kampus, nantinya akan timbul jiwa korsanya tanpa membuat stres mahasiswa. Seperti UKM biasanya saja dan kegiatan belajar di kampusjuga tetap berlangsung," ujar politikus Demokrat itu.
2.Bagi yang Tertarik
Sementaranitu, pemerhati pendidikan Doni Koesoema mengatakan usulan pendidikan militer satu semester bagi mahasiswa harus diikuti dengan adanya assessment ideologi dari para mahasiswa yang turut serta.
Menurutnya hal itu penting demi mencegah pendidikan militertersebut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu dengan ideologi yang nggak sejalan.
"Kalau bisa ada assessment ideologi, agar tidak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu dengan mempergunakan momen ini," ujar Doni, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (18/8/2020).
Menurutnya pendidikan militer juga bisa menjadi pengganti mata kuliah pendidikan Pancasila yang ada di perguruan-perguruan tinggi.
Hanya saja, Doni mempertanyakan tujuan dari pendidikan militertersebut bagi mahasiswa.
Jika tujuannya adalah mempersiapkan komando cadangan (Komcad), maka dia menilai pendidikan militeritu nggak seharusnya diwajibkan.
"Kalau tujuannya mempersiapkan Komcad seharusnya berbasis kesukarelaan dalam masyarakat, maka pendidikan militer ini sebaiknya tidak diwajibkan," kata dia.
Akan lebih baik kalo pendidikan militerhanya diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa yang tertarik aja.
Namun juga perlu diperhatikan mahasiswa itu harus memenuhi syarat.
"Jadi hanya berlaku bagi mahasiswa yang memang tertarik mengikutinya dan memenuhi berbagai syarat, seperti sehat secara fisik dan mental," tandasnya.
Masih dikutip Gridhot.ID dari Tribunnews,Presiden BEM Universitas Brawijaya, M. Farhan Azis tidak setuju diterapkannya pendidikan militer mahasiswa, seperti yang direncanakan Kementerian Pertahanan.
"Saya pribadi menolak," ujar Farhan dalam diskusi secara virtual, Jakarta, melansir dari Tribunnews, Minggu (23/8/2020).
Farhan mengaku tidak mengetahui apa tujuan pendidikan militer di kampus, sehingga perlu ada kajian secara mendalam maksud dan tujuannya agar tidak ada anggaran negara yang terbuang.
"Perlu ditinjau kembali dan saya menolak bukan berarti kontra terhadap militer ataupun polisi, tapi semua ada porsinya masing-masing," ucap Farhan.
Seperti diketahui, Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Trenggono mengatakan rencananya mahasiswa bisa ikut pendidikan militer selama satu semester.
Kemenhan dan Kemendikbud sedang menjajaki agar para mahaswa bisa ikut Program Bela Negara.
Nantinya, kata Trenggono, hasil dari pendidikan tersebut akan dimasukan ke dalam Satuan Kredit Semester.
Trenggono mengatakan rencananya program tersebut ditujukan agar Indonesia memiliki generasi milenial yang tidak hanya kreatif dan inovatif melainkan juga cinta bangsa dan negara dalam kehidupannya sehari-hari.
"Nanti, dalam satu semester mereka bisa ikut pendidikan militer, nilainya dimasukkan ke dalam SKS yang diambil."
"Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan."
"Semua ini agar kita memiliki milenial yang tidak hanya kreatif dan inovatif, tetapi cinta bangsa dan negara dalam kehidupan sehari-harinya," kata Trenggono dalam keterangan yang diterima Tribunnews pada Minggu (16/8/2020).