"Bahkan yang paling parah, kita gak digaji katanya. Kita udah 10 bulan di sini, gak ada nyandar-nyandarnya," tutur pria berambut ikal.
Kapal yang mempekerjakan mereka disebut hanya hanya akan bersandar jika sudah selesai, yakni pada November 2021 mendatang.
"Kami finish 2021 bulan 11. Tolonglah, Pak," sambung pria berambut cepak.
Ketiga pria dalam video tersebut pun menyatakan ketidaksanggupan mereka jika harus tetap berada di kapal ikan milik Tiongkok itu.
"Kalau nunggu sampe nyandar (kapalnya) kami tak tahan, kami bisa mati di sini," terang pria berambut ikal.
"Tiap hari kami selalu kena sasaran," ucap pria bertopi terbalik.
Dalam video lain, pun ketiganya menceritakan pengalaman pedihnya selama berlayar di kapal ikan Tiongkok tersebut.
Melansir rri.co.id, Kementerian Luar Negeri melalui Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Judha Nugraha menyebut, pihaknya telah mendapatkan laporan mengenai 4 ABK WNI yang bekerja di kapal ikan RRT Liao Yuan Yu 103.
"Mereka mengaku tidak menerima gaji, jam kerja yang berlebihan, makanan tidak memadai dan mengalami kekerasan," ungkap Judha dalam pesan tertulis, Rabu (26/8/2020).