Begitu kesempatan terbuka, ia lalu membersihkan orang-orang yang tidak sealiran, yang non-Baath, dari posisi di pemerintahan dan militer dengan kekerasan.
Setelah membersihkan lawan-lawan politiknya, pada 1 Juni 1972, Saddam melancarkan proses nasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak Barat yang sebelumnya telah memonopoli minyak Irak.
Tindakan itu dimaksudkan untuk menghapus monopoli Barat atas minyak Irak dan mengembalikan kekayaan Irak kepada rezim yang berkuasa.
Perjalanan politik Saddam mencapai puncaknya ketika pada Juni - Juli 1979 ia melucuti semua kekuasaan dan posisi Presiden Ahmed Hassan Al-Bakr.
Presiden Ahmed Hassan dikenai tahanan rumah. Saat itu juga, Saddam diambil sumpahnya sebagai presiden.
Padahal, sebelumnya Saddam sangat dipercaya oleh Ahmed Hassan, pemimpin yang dikenal sangat baik dan religius.
Ahmed Hassan menyerahkan segalanya pada Saddam, karena ia bekerja total, sepenuhnya, 18 jam sehari.
Saddam diangkat menjadi kepala keamanan, ia juga mengepalai Departemen Petani, juga dipercaya menjalin hubungan dengan suku Kurdi, memimpin komite yang mengontrol minyak.
Ia juga memimpin komite yang mengontrol hubungan dengan negara-negara Arab.
Ia juga memimpin sindikat kaum buruh.
Semuanya ada di tangan Saddam, dan pada akhirnya Ahmed Hassan Al-Bakr pun tersingkir.