“Sebelum ramai, paling omzet penjualan kami selama tiga pekan hanya Rp 1 juta saja. Sekarang setelah ramai, omzet penjualannya bisa mencapai Rp 15 juta sampai dengan Rp 20 juta,” kata Eka saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (2/9/2020).
Eka menceritakan, usaha mengembangkan dan menjual tanaman hias aglonema sudah dimulai sejak 1,5 tahun lalu.
Saat itu aglaonema hanya dijadikan hobi untuk dipajang di halaman rumah.
Pasangan ini ingin menciptakan suasana di halaman rumah menjadi sejuk.
Selain daunnya yang indah untuk dipandang, aglaonema juga dipercaya dapat menghilangkan polutan di udara.
Setelah terkumpul banyak, Eka yang kesehariannya bekerja di bank ini iseng-iseng mengunggah aneka aglonema miliknya.
Tak disangka banyak rekan, keluarga, dan kenalan yang menanyakan harga tanaman tersebut.
“Saya tidak menyangka banyak teman-teman dan kenalan saya yang berminat membeli. Dari situlah kami mulai menjual tanaman aglonema,” kata Eka.
Eka menyebut animo pembeli tahun lalu tidak setinggi bulan ini.
Sebelum masa pandemi corona, dalam tiga pekan omzetnya berkisar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta saja.
Namun, setelah pandemi, omzet penjualannya melesat naik berkisar Rp 15 juta sampai dengan Rp 20 juta setiap bulannya.