Gridhot.ID - Tanaman hias aglonema kini menjadi incaran pencuri.
Peristiwa pencurian tanaman hias aglonema marak terjadi di Bandar Lampung.
Diketahui, aglonema kini menjadi incaran para pehobi tanaman hias.
Warnanya yang menarik menjadi daya tarik tersendiri untuk dikoleksi di pekarangan rumah.
Tanaman tersebut juga dipercaya dapat menghilangkan polutan di udara.
Sejumlah warga yang mengoleksi aglaonema menderita kerugian akibat tanaman hias mereka dibawa kabur pencuri.
Dikutip dari Kompas.com, pencuri kini makin berani masuk ke pekarangan rumah untuk mengambil aglonema beserta potnya.
Herdi (31) warga Perumahan Deroyale Residence, Sumber Agung, Kemiling, kehilangan tiga aglaonema miliknya pada Kamis (3/9/2020).
Diduga, pencuri menggondol tanaman hias itu pada dini hari.
"Pagi, pas keluar rumah, teras berantakan, penuh tanah. Aglaonema saya dicabut dari pot," kata Herdi saat dihubungi, Kamis.
Herdi mengatakan, tiga aglaonema miliknya yang hilang itu jenis red ancamani, aglonema plastik, dan pride sumatera.
"Kalau ditotal harganya bisa Rp1,5 juta," kata Herdi.
Herdi menambahkan, yang kehilangan aglaonema itu bukan hanya dia, melainkan tetangga rumahnya juga kehilangan.
"Tetangga saya kena (kehilangan) satu pot. Terus yang tetangga belakang dua pot," kata Herdi.
Pencurian aglonema ini juga sempat terjadi sebelumnya pada 31 Agustus 2020 lalu di Sepang Jaya, Way Halim.
Asmanidar (39) kehilangan lebih dari 10 aglaonema miliknya yang ditaruh di dalam pot di pekarangan rumah.
Asmanidar mengatakan, setiap satu tangkai aglaonema miliknya itu ditaksir mencapai Rp350.000.
"Ada lima jenis yang hilang, jumlahnya lebih dari sepuluh. Itu yang antik-antik jenisnya, harganya mulai dari Rp150.000 sampai Rp350.000," kata Asmanidar. Warga lain di daerah rumah Asmanidar, yakni Jasminar (60) juga mengaku kehilangan aglaonema seharga Rp500.000. "(Aglaonema) itu saya taruh di teras. Berani masuk malingnya, punya saya itu harganya Rp500.000," kata Jasminar.
Harga Aglonema
Pencuri kini tak segan masuk ke pekarangan rumah untuk mengambil aglaonema beserta potnya.
Lalu, berapa sebenarnya harga aglonema hingga diburu masyarakat?
Salah seorang penjual sekaligus pehobi aglaonema asal Madiun, Jawa Timur, Eka Setyawati (28) mengatakan, harga aglomena bervariasi, tergantung jenis, warna, dan ukuran. Misalnya harga aglonema yang dijualnya dari Rp 50.000 hingga Rp 1 jutaan.
“Untuk paling murah dijual saat ini harganya berkisar Rp 50.000, aglaonema jenis lipstik. Kalau di atas itu ada harga Rp 100.000 sampai dengan Rp 1 juta,” tutur Eka saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (2/9/2020).
Aglaonema yang paling banyak diburu yang daunnya didominasi warna merah, yakni suksom jaipong dan red anjamani.
“Kalau ibu-ibu pokoknya nyari yang warna merah. Kalau daunnya merah itu rata-rata impor dari Thailand dengan harga mulai Rp 100.000,” kata Eka.
Harga aglaonema makin mahal manakala sudah pernah menang mengikuti kontes.
Pembeli aglaonema bisa datang dari kalangan, termasuk para pejabat.
Eka pernah melayani pesanan istri Bupati Madiun Penta Ahmad Dawami. Beberapa kali Eka mengantar langsung pesanan istri orang nomor satu di Pemkab Madiun itu. (Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi)
Cerita Pengusaha Aglonema
Usaha aglaonema pasangan suami istri, Eka Setyawati (28) dan Bagus Sulistyohadi (33) malah makin gemilang di tengah pandemi Covid-19.
Pemburu tanaman hias silih berganti mendatangi rumah Eka yang berada di Jalan Kamboja No 15, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur.
Dalam satu bulan, Eka bisa meraup omzet puluhan juta rupiah dari berjualan aglonema.
“Sebelum ramai, paling omzet penjualan kami selama tiga pekan hanya Rp 1 juta saja. Sekarang setelah ramai, omzet penjualannya bisa mencapai Rp 15 juta sampai dengan Rp 20 juta,” kata Eka saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (2/9/2020).
Eka menceritakan, usaha mengembangkan dan menjual tanaman hias aglonema sudah dimulai sejak 1,5 tahun lalu.
Saat itu aglaonema hanya dijadikan hobi untuk dipajang di halaman rumah.
Pasangan ini ingin menciptakan suasana di halaman rumah menjadi sejuk.
Selain daunnya yang indah untuk dipandang, aglaonema juga dipercaya dapat menghilangkan polutan di udara.
Setelah terkumpul banyak, Eka yang kesehariannya bekerja di bank ini iseng-iseng mengunggah aneka aglonema miliknya.
Tak disangka banyak rekan, keluarga, dan kenalan yang menanyakan harga tanaman tersebut.
“Saya tidak menyangka banyak teman-teman dan kenalan saya yang berminat membeli. Dari situlah kami mulai menjual tanaman aglonema,” kata Eka.
Eka menyebut animo pembeli tahun lalu tidak setinggi bulan ini.
Sebelum masa pandemi corona, dalam tiga pekan omzetnya berkisar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta saja.
Namun, setelah pandemi, omzet penjualannya melesat naik berkisar Rp 15 juta sampai dengan Rp 20 juta setiap bulannya.
Kenaikan omzet penjualan lantaran harga tanaman yang dikenal sebutan ratu daun cantik itu naik menjadi tiga kali lipat.
“Kalau dibandingkan sekarang harganya dua sampai tiga kali lipat. Dahulu harga di bawah Rp 100.000-an masih banyak. Namun, saat ini sudah jarang ditemukan tanaman aglonema dengan harga seperti itu,” ungkap Eka.
Harga aglonema mulai naik setelah banyak diburu orang di masa pandemi.
Pehobi yang datang ke rumahnya rata-rata ibu rumah tangga.
“Empat bulan pas harga naik-naiknya banyak yang cari. Bahkan pehobi aglonema dari Ngawi, Magetan, Pacitan, Ponorogo, Blitar, sampai dari Surabaya datang ke sini,” tutur Eka.
Peminatnya pun tidak hanya dari wilayah seputaran Madiun saja, tapi juga dari luar pulau Jawa, seperti Sumatera, Bali, dan Makassar.
Rata-rata pemburu aglaonema yang datang ke rumah Eka mengetahui dari unggahan di Instagramnya @eka_florismadiun dan cerita dari mulut ke mulut.
Hanya saja, dirinya belum bisa melayani penjualan antar pulau lantaran prosedur yang rumit.
“Semalam datang warga dari Makassar, tapi setelah tahu mau dibawa ke Makassar tidak jadi karena untuk membawa tanaman menumpang pesawat agak rumit prosedurnya. Setiap tanaman yang mau dibawa melalui pesawat harus melalui karantina,” jelas Eka.
Banyaknya warga yang berburu aglaonema juga membuat pasangan ini kesulitan mencari stok tanaman.
Ia bersama suami mengandalkan jejaring di media sosial dan melakukan pencarian hingga Magetan dan Kediri.
Harga
Untuk harga jual satu tanaman hias aglaonema, Eka menawarkan mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 1 jutaan.
Tinggi rendahnya harga tergantung jenis aglonema yang dibeli.
“Untuk paling murah dijual saat ini harganya berkisar Rp 50.000, aglonema jenis lipstik. Kalau di atas itu ada harga Rp 100.000 sampai dengan Rp 1 juta,” tutur Eka.
Saat ini jumlah koleksi aglaonema di rumahnya mencapai 300-an tanaman.Hanya saja untuk pangsa pasar masih di segmen menengah ke bawah.
Selama empat bulan terakhir, aglonema yang paling banyak diburu yang daunnya didominasi warna merah, yakni suksom jaipong dan red anjamani.
“Kalau ibu-ibu pokoknya nyari yang warna merah. Kalau daunnya merah itu rata-rata impor dari Thailand dengan harga mulai Rp 100.000,” kata Eka.
Pembeli aglonema bukan hanya dari kalangan orang biasa saja.
Beberapa pejabat pun mulai banyak menyambangi rumah Eka.
Salah satunya, istri Bupati Madiun Penta Ahmad Dawami.
Beberapa kali Eka mengantar langsung pesanan istri orang nomor satu di Pemkab Madiun itu.
Makin mahal
Rupanya harga sebuah aglonema tidak hanya dilihat dari jenis saja. Semakin besar dan bagus warnanya juga memengaruhi harga jual.
Tak hanya itu, harga aglaonema makin mahal manakala sudah pernah menang mengikuti kontes.
Selain menjual aglonema, Eka juga menjual pot bunga, rak bunga, dan vitamin khusus untuk aglonema.
Bagi pecinta aglonema, Eka memberikan tips khusus untuk perawatannya.Agar aglonema tumbuh bagus harus ditempatkan di ruangan yang sirkulasi udaranya lancar, seperti di teras atau halaman belakang.
Sementara untuk penyiraman cukup tiga hari sekali karena aglonema jenis tanaman yang tidak suka air. Agar aglonema berkembang baik perlu diberikan vitamin sepekan sekali dan fungisida sebulan sekali.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Marak Pencurian Aglonema, Mengenal Manfaat Tanaman Hias yang Harganya Capai Jutaan Rupiah.
(*)