"Kalau (Dirjen Imigrasi) tidak salah, saya yang mundur dari menteri, karena saya yakin salah," ujarnya usai bertemu Ketua DPR Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (30/1/2020) malam.
Hal itu menjawab pertanyaan awak media mengenai kemungkinan jika tim independen yang dibentuk tidak menemukan kesalahan imigrasi dalam kekeliruan data perlintasan Harun Masiku.
Menurutnya, pencopotan Ronny Sompie sebagai bentuk pertanggungjawaban atas lambatnya transisi SIMKIM (sistem informasi manajemen keimigrasian) dari simkim 1 ke simkim 2 di Bandara Soekarno-Hatta.
Bahkan pada Desember 2019, Yasonna mengaku pernah marah-marah kepada imigrasi atas lambatnya transisi sistem yang berdampak pada panjangnya antrean pembuatan paspor.
"Desember saja waktu rapat , saya sudah marah-marah sama mereka, karena lambat sistem mereka."
"Bahkan sistem down. Karena ada orang mau ambil paspor jadi lama, karena antrean menjadi lama karena ada transisi dari simkim 1 ke simkim 2," ungkapnya.
Akibat belum selesainya transisi itu, kata Yasonna, ada puluhan ribu orang yang hendak buat paspor jadi tertunda datanya pada 23 Dember 2019 hingga 19 Januari.
Ditambah lagi, terjadi kekeliruan data perlintasan tersangka KPK Harun Masiku.
Maka itu, tegas dia, harus ada yang bertanggung jawab atas kejadian itu.
Selain itu, kata dia, pernyataannya mengenai keberadaan Harun Masiku pada 16 Januari 2020 lalu berdasarkan informasi dari Imigrasi.