Ray menilai bahwa China dan Rusia adalah musuh paling potensial jika perang nuklir terjadi. Kedua negara tersebut juga bisa menyebabkan kehancuran terparah bagi AS.
Untuk menghadapi ancaman tersebut, Ray mengatakan bahwa AS telah menjalankan program pengembangan senjata nuklir senilai $1,5 triliun.
Program ini sudah dimulai sejak era pemerintahan Presiden Barack Obama dan masih terus dilanjutkan oleh Donald Trump saat ini.
Trump bahkan mampu meraup lebih banyak dana untuk pengembangan nuklir untuk armada laut. Trump juga menurunkan ambang batas penggunaannya.
Perbandingan anggaran nuklir AS, Rusia, dan China
Walaupun mengganggap Rusia dan China sebagai lawan yang berbahaya, nyatanya anggaran nuklir kedua negara tersebut masih jauh di bawah AS.
Dikuitp dari Sputnik News, Pentagon memperkirakan bahwa Rusia telah menghabiskan dana $28 miliar untuk pengembangan senjata nuklir, hanya sekitar 2% dari anggaran program AS.
Anggaran tersebut digunakan Rusia dalam beberapa tahun terakhir untuk pengembangan sistem rudal hipersonik baru yang hampir selesai.
Sementara China, dikabarkan menyiapkan $10,4 miliar untuk pengembangan senjata nuklir pada tahun 2019. Jumlah itu hanya sekitar 30% dari anggaran yang dikeluarkan AS untuk nuklir di tahun 2019.
Angka tersebut merupakan perkiraan dari International Campaign to Abolish Nuclear Weapons. Jumlah sebenarnya masih belum diketahui dengan pasti.