GridHot.ID - Baru-baru ini, masyarakat Solo Raya dibuat geger dengan sebuah aksi tindak kekerasan.
Terlebih, aksi tersebut melibatkan pesilat yang merupakan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terluka karena sabetan senjata tajam.
Kejadian tersebut diketahui terjadi di Kabupaten Sukoharjo dan di Kota Solo.
Hal itu rupanya berbuntut panjang dan beredar kabar PSHT akan memenuhi Solo.
Komandan Korem 074 /Warastratama Kolonel (Inf) Rano Tilaar memastikan menjaga kondusifitas di Kota Solo.
Meskipun ada rumor anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) akan turun ke Jalanan Solo pada Selasa (22/9/2020) malam ini.
"Saat ini sudah ada penandatanganan pernyataan bersama Pimpinan PSHT sebagai komitmen jaga kondusifitas," papar dia kepada TribunSolo.com.
"Juga ada larangan turun ke jalan," jelas dia.
Saat ini pengurus PSHT juga sudah memberikan himbauan pada anggota PSHT tidak melakukan pergerakan.
Dia mengatakan, bila ada rumor menghitamkan Kota Solo maka pihaknya menyampaikan bakal menghijaukan dan mencoklatkan Kota Solo.
"Kami hijaukan Kota Solo, serta bersama Polri coklatkan," aku dia.
Koordinasi dengan pihak kepolisian dalam hal ini Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak juga sudah dilakukan.
"Kita koordinasi terus," aku dia.
Bahkan Pihaknya mengatakan, sudah menyiapkan pasukan Grup II Kopassus hingga Brigif Kostrad atau Yonif Mekanis Raider 413/Bremoro.
"Ditambah, Batalyon Infanteri Raider 408/Suhbrastha Sragen untuk terjun ke seluruh Kodim jajaran," aku dia.
Pesan PSHT untuk Pendekarnya
Pengurus perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Solo meminta segenap warganya untuk tidak melakukan gerakan ataupun pengumpulan massa seperti yang terjadi di Plaza Manahan Solo beberapa waktu silam.
Ketua PSHT Cabang Solo, Arif Hudayanto mengatakan pihaknya menyerahkan seutuhnya pengusutan kasus pembacokan anggota PSHT di kawasan Mojosongo kepada pihak kepolisian.
"Saya mengimbau mari kita serahkan penanganan pada kepolisian agar melakukan penelusuran sebaik-baiknya," papar Arif, Selasa (22/9/2020).
Arif juga meminta agar warga PSHT tidak turun ke jalan.
"Kepada sedulur agar tidak turun ke jalan dan warga PSHT di luar solo tidak perlu datang ke Solo," kata dia.
"Sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru," paparnya.
Dia mengatakan, agar warga PSHT tidak terprovokasi dan terpancing ajakan melalui mendsos untuk menghitamkan Solo.
Pesan Pengurus PSHT Jawa Tengah
Sebelumnya, kabar insiden penganiayaan terhadap pesilat PSHT di Kartasura, beredar di media sosial sejak Selasa (15/9/2020).
Disebutkan, pesilat PSHT dibacok oleh sekelompok orang tak dikenal, Selasa (15/9/2020) dini hari.
Sekretaris PSHT Jawa Tengah, Danar Sutopo, membenarkan kejadian tersebut.
Menurut Sutopo, penyerangan tersebut dilakukan oleh oknum tak bertanggungjawab sekira pukul 02.00 WIB.
Sutopo mengatakan penyerang terhadap anggota tersebut diduga menggunakan senjata tajam.
"Pada Selasa dini hari kisaran pukul 02.00 WIB, itu ada korban dari PSHT atas penganiayaan dengan senjata tajam. Anggota kami luka-luka," terang Sutopo kepada TribunSolo.com.
"Terjadi di dua daerah, di Mojosongo dan Makam haji," tambahnya.
Sutopo menegaskan pihaknya akan menyerahkan proses seutuhnya kepada penegak hukum.
"Kita serahkan kepada aparat hukum untuk melakukan tindakan - tindakan tegas, terukur, nyata, dan adil," tegasnya.
Sutopo juga meminta para anggota untuk mengawal proses hukum yang berjalan.
"Anggota untuk tetap stay. Persoalan hukum kita serahkan kepada aparat penegak hukum. Kita pantau dan kawal sampai proses tuntas," tuturnya
Terkait insiden ini, sejumlah massa yang diduga pesilat PSHT, turun ke jalan.
Mereka berkumpul memenuhi Plaza Manahan, Selasa (15/9/2020) malam.
Hingga berita ini diunggah, kepolisian bungkam.
Tribun Solo telah berusaha menghubungi kepolisian baik Polsek Kartasura dan Polres Sukoharjo.
Namun, belum ada yang bersedia memberikan klarifikasi resmi.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Barisan TNI AD Mulai Kostrad, Raider hingga Kopassus Jaga Kota Solo di Tengah Kabar Ada Gerakan PSHT(*)