Gridhot.ID-Kemerdekaan Timor Leste yang didapat dari referendum pada 30 Agustus 1999 diperjuangkan dengan susah payah.
Selama 20 tahun terakhir, Timor Leste telah berusaha keras untuk membangun kembali negara itu.
Namun setelah merdeka dua dekade, perekonomian Timor Leste nyatanya masih memprihatinkan.
Timor Leste masih 'berada di kaki Indonesia' dan melakukan yang terbaik untuk menyenangkan mantan tuannya.
Situasi Timor Leste yang demikian tentu bukan tanpa alasan.
Melansir artikel UCA News berjudul 'Timor-Leste dancing to Indonesia's tune despite 20 years of independence' oleh Luke Hunt, ditulis (2/9/2020) bertepatan peringatan kemerdekaan Timor Leste ke-20, dikatakanBumi Lorosae dirusak oleh korupsi dan kemiskinan dengan pengangguran riil di atas 70 persen.
Pada tahun 1999, kekerasan meletus empat hari setelah pemungutan suara kemerdekaan pada 30 Agustus.
Selama tiga minggu berikutnya 1.500 orang tewas dan setengah juta lainnya terpaksa mengungsi sebelum pasukan penjaga perdamaian PBB mendarat, memulihkan ketertiban dan memastikan kemerdekaan.
Pomp dan upacara adalah urutan hari pada hari jadi. Di seluruh negara Katolik kecil itu, orang-orang mengenakan pakaian terbaik pada hari Minggu dan dengan bangga mengibarkan bendera negara mereka saat medali diberikan kepada mereka yang membantu mengakhiri pendudukan 24 tahun di Indonesia.
Namun, di balik perayaan itu, Timor Leste masih dirusak oleh korupsi dan kemiskinan, sementara tidak ada seorang pun yang dimintai pertanggungjawaban atas pembantaian di masa lalu, termasuk PBB.