Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Beberapa waktu lalu di Intan Jaya, Papua banyak terjadi insiden penembakan yang melibatkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Tak hanya menyerang aparat keamanan, namun KKB juga dengan brutal menyerang warga sipil.
Melansir Kompas.com, kejadian pertama, yakni tewasnya seorang warga sipil bernama Badawi dan prajurit TNI Serka Sahlan pada Kamis (17/9/2020).
Kemudian, kasus penembakan yang menewaskan prajurit TNI bernama Pratu Dwi Akbar dan Pendeta Yeremia pada Sabtu (19/9/2020).
Pratu Dwi Akbar tewas usai terlibat kontak tembak dengan kelompok sipil bersenjata pada Sabtu (19/9/2020).
Bahkan KKB juga kembali melakukan kontak senjata dengan aparat keamanan di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Jumat (25/9/2020) siang.
Rombongan polisi yang baru saja mengantar Wakapolda dan Irwasda Polda Papua ke Bandara Bilorai, ditembaki KKB dari arah perbukitan di seberang Kampung Bilogai.
Jarak antara aparat dengan KKB cukup jauh sehingga aksi saling tembak tidak sampai menyebabkan jatuhnya korban.
Situasi keamanan di Intan Jaya saat ini tengah tidak kondusif setelah berulang kali KKB melakukan aksi penembakan.
Atas kejadian tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menginginkan penyelidikan rentetan kasus penembakan yang terjadi di Intan Jaya, Papua, dapat diselesaikan dengan cepat waktu.
Hal itu juga yang melatarbelakangi Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF) hanya diberi waktu dua minggu untuk menyelesaikan perkara penembakan di Intan Jaya.
"Jadi gini, waktu dua minggu ini karena kita ingin cepat dan menurut kami objeknya itu tidak melebar-melebar amat," ujar Mahfud dalam konferensi pers, Senin (5/10/2020).
Mahfud menuturkan, faktor lain yang menyebabkan TGPF diberi waktu hanya dua pekan karena penyelidikan ini dilakukan di luar perkara hukum pidana.
Dilansir dari laman polkam.go.id, Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF kasus penembakan di Intan Jaya telah tiba di Papua Rabu pagi ini (7/10/2020).
Tim yang dibentuk oleh Menko Pokhukam ini tiba dalam dua rombongan.
Rombongan pertama tiba di bandara Mozes Kilangin Timika, yang terdekat dengan lokasi Intan Jaya.
Rombongan kedua tiba di Jayapura dalam waktu yang hampir bersamaan.
Kedua rombongan tim yang dipimpin Benny Mamoto dan beranggotakan unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh kampus ini akan langsung bekerja hari ini.
Mereka akan melakukan pertemuan dan wawancara dengan para saksi dan sejumlah tokoh netral yang sudah diagendakan sebelumnya.
Sesuai tugas yang diberikan oleh pemerintah, Ketua Tim Benny Mamoto mengatakan TGPF Intan Jaya ini akan bekerja semaksimal mungkin untuk membuat terang kasus ini, supaya bisa memberikan laporan dan rekomendasi yang tepat kepada pemerintah.
Benny menjamin obyektivitas tim yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat.
Dari kalangan tokoh agama ada Pendeta Henok Bagau yang warga asli Intan Jaya, dari unsur kampus ada rektor Universitas Cendrawasih Apolo Safanpo dan ahli hukum Universitas Udayana I Dewa Gede Palguna.
Dari unsur pemerintah ada Deputi Bidang Polhukam Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani dan sejumlah tokoh kredibel lainnya.
Dalam menjalankan aktifitas, tim ini tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Benny Mamoto dan rombongan akan bekerja selama dua minggu, terhitung sejak tanggal 1 Oktober yang lalu. (*)